Indonesia Dapat Pinjaman US$500 Juta dari ADB, Untuk Apa?

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 15 Oktober 2025 6 jam yang lalu
Asian Development Bank (ADB) (Foto: Ist)
Asian Development Bank (ADB) (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta atau sekitar Rp8,27 triliun (kurs Rp16.546) kepada pemerintah Indonesia. Dukungan pembiayaan ini ditujukan untuk memperkuat daya saing, mendorong pertumbuhan hijau dan mempercepat perdagangan Indonesia.

Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menjelaskan bahwa fasilitas pinjaman ini merupakan bagian dari subprogram ketiga Program Daya Saing, Modernisasi Industri, dan Percepatan Perdagangan (CITA/Competitiveness, Industrial Modernization and Trade Acceleration Program).

"Indonesia berkomitmen mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, upaya yang memerlukan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan transformasi struktural," ujar Jiro dalam keterangan tertulis, Rabu (15/10/2025).

Jiro menilai, reformasi kebijakan di bawah subprogram CITA akan membantu menarik lebih banyak investasi di bidang usaha hijau dan berkelanjutan, mengurangi hambatan perdagangan, serta memberdayakan usaha di daerah, terutama usaha milik perempuan.

Program ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang mendukung investasi, mengurangi hambatan perdagangan, meningkatkan skala usaha dan memperkuat upaya Indonesia dalam mengembangkan industri hijau sebagai respons terhadap risiko iklim. 

Subprogram ini juga melanjutkan capaian dari dua tahap sebelumnya yang telah disetujui pada Oktober 2021 dan September 2023.

Melalui dua subprogram awal, ADB mendukung pemerintah Indonesia dalam menciptakan perekonomian yang lebih mampu bersaing dan ramah investasi guna mempercepat pemulihan dari pandemi COVID-19. 

Pencapaiannya termasuk peluncuran platform online untuk mempercepat perizinan usaha, pelaksanaan rencana logistik nasional untuk meningkatkan perdagangan, serta pembuatan sistem single-window untuk menyederhanakan prosedur perdagangan internasional.

Subprogram 3 melanjutkan kemajuan itu dengan menjadikan Indonesia tujuan investasi yang lebih menarik, mengatasi hambatan perdagangan dan melanjutkan dukungan kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Sejumlah inisiatif penting termasuk menerbitkan izin otomatis melalui sistem online yang telah diperbarui, mendorong pertumbuhan hijau dengan memberikan keringanan pajak bagi industri kendaraan listrik, serta memperkuat dukungan bagi usaha kecil melalui program inkubator baru dan sensus nasional agar dapat lebih memahami kebutuhan dan potensi usaha kecil tersebut," tuturnya.

Indonesia mengambil langkah besar menuju kesetaraan gender dan inklusi keuangan dengan menjadi negara kedua yang mengadopsi Women Entrepreneurs Finance Code, yang mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan pemberian pinjaman kepada usaha yang dipimpin perempuan.

Selain itu, pemerintah juga telah menerbitkan pedoman pengadaan berkelanjutan guna memperbesar partisipasi UMKM dan usaha milik perempuan.

Program CITA sendiri selaras dengan Visi Indonesia 2045 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, dan menjadi bagian penting dari Strategi Kemitraan Negara 2025-2029 ADB untuk Indonesia, khususnya pada jalur strategis peningkatan daya saing ekonomi.

Topik:

pinjaman adb indonesia