Buruh Gelar Aksi May Day, Polisi Imbau Warga Hindari Kawasan Monas

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 1 Mei 2024 09:13 WIB
Ilustrasi [Foto: Ist]
Ilustrasi [Foto: Ist]

Jakarta, MI - Polres Metro Jakarta Pusat mengimbau masyarakat yang akan melintasi kawasan sekitar Monumen Nasional (Monas), atau persimpangan Patung Arjuna Wijaya (Patung Kuda) untuk mencari jalan alternatif, karena adanya kegiatan penyampaian pendapat di sana.
 
"Agar mempertimbangkan mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan dikarenakan akan ada buruh dan elemen masyarakat yang akan menyampaikan pendapatnya di Patung Kuda maupun di GBK," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Rabu (1/5/2024).
 
Susatyo mengatakan, polisi melakukan rekayasa lalu lintas antara lain menutup area lampu merah (traffic light/TL) Harmoni, yang mengarah ke Jalan Merdeka Barat dan mengalihkan jalur ke Jalan Kesehatan.
 
"Jalan Medan Merdeka Barat depan Gedung Sapta Pesona kita tutup," ujarnya.
 
Selain itu, penutupan juga dilakukan di Jalan Perwira yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Utara dan mengalihkan ke arah Masjid Istiqlal dan lapangan Banteng.

Polri bersama TNI, Pol PP, Damkar serta Dishub, kata dia, siap melakukan pengamanan dan memperlancar jalannya aksi kegiatan penyampaian pendapat di muka umum, pada peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) di sekitar Monas dan Gelora Bung Karno (GBK) hari ini.
 
"Kami menerjunkan 3.412 personel gabungan TNI, Polri yang dibantu Pol PP, Damkar serta Dishub yang nantinya akan di bagi di beberapa titik pengamanan di sekitaran Monas dan GBK," jelasnya.
 
Dia mengingatkan siapa saja yang akan menyampaikan pendapat di muka umum, sebagaimana diatur dalam undang-undang penyampaian pendapat hak setiap warga negara, harus memperhatikan hak-hak masyarakat lainnya.
 
"Sehingga aturan dalam undang-undang penyampaian pendapat di muka umum harap dipatuhi supaya semua kegiatan berjalan dengan aman, tertib dan kondusif," ungkapnya.
 
Seluruh personel yang terlibat pengamanan, lanjut Susatyo, untuk selalu bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan serta humanis. Anggota juga, imbuh dia, tidak membawa senjata api maupun senjata tajam.
 
"Tak ada gerakan tambahan lainnya yang bersifat pribadi. Layani saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya dengan baik dan humanis," tandasnya.