Mendikdasmen: Deep Learning Kunci Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 14 Februari 2025 10:07 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu'ti (dok. MI)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu'ti (dok. MI)

JAKARTA, MI - Belajar bukan sekadar menghafal atau mengerjakan soal, tetapi menemukan makna dan menikmati prosesnya. Itulah pesan utama yang disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, saat menjadi narasumber kuliah tamu di Universitas Negeri Malang. 

Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan implementasi Deep Learning sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

“Pintu pertama untuk melakukan learning yang mendalam itu adalah attention. Perhatian adalah proses yang melibatkan panca indera, sehingga pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki bisa menjadi pemantik rasa ingin tahu lebih jauh dalam proses belajar,” ujar Menteri Abdul Mu’ti  Jumat, (14/2/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa proses belajar yang mendalam merupakan bagian dari menemukan makna pembelajaran itu sendiri. “Inilah yang sebenarnya membuat seseorang merasa gembira ketika belajar dan meraih pencerahan. 

Deep Learning mendorong bagaimana belajar mampu memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya,” tambahnya.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Menteri Mu’ti menjelaskan bahwa setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu, ada tiga prinsip utama dalam Deep Learning yang harus diterapkan dalam pendidikan.

“Prinsip pertama adalah mindful, yang berarti proses belajar dilakukan dengan penuh kesadaran. Dalam konteks kelas, guru harus menghormati muridnya dan memberi ruang untuk menemukan cara belajar yang paling efektif. Kedua, meaningful, yaitu menemukan makna dan manfaat dari ilmu yang dipelajari serta mengembangkannya. Dan ketiga, joyful, yang berarti memberikan penghargaan atas pencapaian dalam menemukan makna serta manfaatnya bagi masyarakat,” paparnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa keberhasilan Deep Learning bergantung pada relevansi materi ajar. Materi yang diajarkan tidak boleh berlebihan, tetapi harus sesuai dengan kapasitas peserta didik dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

“Nilai harus melekat pada semua mata pembelajaran. Selain aspek pengetahuan dan keterampilan, Deep Learning juga harus mengedepankan nilai-nilai yang membentuk karakter peserta didik,” pungkasnya. ***

Topik:

Mendikdasmen Pendidikan