Keracunan Massal Makanan Acara Keagamaan di Sukabumi Ditetapkan sebagai KLB
![Adelio Pratama](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/qm83HmrPQy3Utzf9SSKYUb2Q38qQ5ztwWXIBX93T.jpg )
Adelio Pratama
Diperbarui
25 Oktober 2021 23:02 WIB
![Keracunan Massal Makanan Acara Keagamaan di Sukabumi Ditetapkan sebagai KLB](https://monitorindonesia.com/2021/10/keracuan.jpeg)
Sukabumi, Monitorindonesia.com - Kasus keracunan massal yang terjadi di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban mencapai 42 orang dan kemungkinan besar masih bisa bertambah.
"Penetapan KLB ini berdasarkan jumlah korban yang massal, terus bertambah dan membutuhkan penanganan cepat. Meskipun belum diketahui penyebab utamanya tetapi kasus dugaan keracunan ini sudah masuk dalam kriteria KLB," kata Kepala Puskemas Sagaranten Sudarna di Sukabumi, dikutip Antara, Senin (25/10/2021).
Menurut Sudarna, dugaan awal keracunan massal warga Kampung Babakansirna, Desa Cibaregbeg, disebabkan oleh makanan berupa paket nasi kotak berisi nasi, olahan daging dan mie telor yang dikonsumsi mereka saat acara keagamaan pada Minggu, (24/10).
Usai menyantap hidangan yang diberikan panitia acara, awalnya kondisi kesehatan warga tidak mengalami gangguan, namun setelah beberapa jam kemudian warga yang mengonsumsi hidangan itu mulai menunjukkan gejala keracunan, seperti pusing, mual, lemas, muntah-muntah hingga sering buang air besar.
Jumlah korbannya pun terus bertambah dan berlipat ganda dalam waktu singkat dan seluruhnya menunjukkan gejala yang sama. Selain itu, pengakuan dari para korban yang dievakuasi ke Puskesmas Sagaranten juga sama, yakni mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi kotak.
Walaupun hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikirim pihaknya ke Labkesda Kabupaten Sukabumi belum diketahui, tapi kuat dugaan mereka keracunan massal itu akibat mengonsumsi makanan yang sama.
"Hingga Senin malam, jumlah warga yang mengalami gejala keracunan mencapai 42 jiwa, 28 orang sudah pulang karena hanya mengalami gejala ringan dan 14 lainnya masih menjalani perawatan di Puskesmas Sagaranten dan kondisi kesehatannya semakin membaik," tambahnya.
Sudarna mengatakan pihaknya sudah menyiagakan tenaga kesehatan di puskesmas untuk membantu para korban maupun warga yang tiba-tiba merasakan gejala keracunan agar bisa segera ditangani.
Ia pun mengimbau kepada warga agar setiap hidangan makanan yang disajikan atau dibagikan selalu terjaga kondisinya seperti tidak cepat basi dan harus higenis. Jika makanan sudah berubah bentuk dan mengeluarkan aroma kurang sedap alangkah baiknya tidak disajikan karena bisa berdampak kepada kesehatan yang mengonsumsinya.
(tar)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Nusantara
![Sepasang Kekasih di Sukabumi Ditangkap Polisi Kasus Pembunuhan Berencana NAA yang merupakan salah seorang tersangka kasus pembunuhan berencana bersama pacarnya. (Foto: Antara)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/foto-sepasang-kekasih-pelaku-pembunuhan-berencana-di-sukabumi.webp)
Sepasang Kekasih di Sukabumi Ditangkap Polisi Kasus Pembunuhan Berencana
3 Juli 2024 22:20 WIB
Nusantara
![Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Polisi: Ada 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban Personel Satreskrim Polres Sukabumi, saat menggiring Ra (26) ke ruang penyidik Satreskrim Polres Sukabumi di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. [Foto: Antara]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/pemuda-bunuh-ibu-kandung-2.webp)
Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Polisi: Ada 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban
16 Mei 2024 06:15 WIB
Nusantara
![Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Korban Banyak Luka Tusukan Tersangka RA (26) warga Kampung Cilandak, RT 15/04, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jabar, saat diamankan personel Koramil Jampangkulon pada Selasa (14/5/2024). [Foto: Repro]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/pemuda-bunuh-ibu-kandung-1.webp)
Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Korban Banyak Luka Tusukan
15 Mei 2024 11:35 WIB