Ternyata Ini Alasan Pemprov Babel Datang ke Maluku Utara

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Oktober 2022 20:10 WIB
Sofifi, MI - Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Naziarto dan rombongan tiba di Bandara Baabullah Ternate pukul 08.20 WIT dengan menggunakan pesawat Batik Air, Kamis (27/10). Setelah tiba di Bandara Sultan Baabullah Ternate, Naziarto dan rombongan dijemput Asisten III Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Utara, Asrul Gailea yang didampingi Kepala Dinas (Kadis) Kearsipan dan Perpustakaan, Mulyadi Tutupuho.Penjemputan tersebut juga dirangkaikan dengan upacara Joko Kaha atau Injak Tanah yang biasanya dilakukan dalam rangka untuk penjemputan tamu kehormatan yang baru menginjakkan kakinya di Maluku Utara.Setelah itu, Naziarto dan rombongan langsung menuju disalah satu Hotel di Kota Ternate guna beristirahat sejenak sebelum melakukan perjalanan ke Sofifi, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara.Kemudian pada pukul 11.15 WIT rombongan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung ini dari Kota Ternate langsung menyeberang ke Sofifi dengan menggunakan speed boat milik Pemprov Maluku Utara dan tiba di Kantor Gubernur Maluku Utara tepatnya pada pukul 12.15 WIT.Setelah itu, Pemprov Maluku Utara dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung melakukan pertemuan di ruang rapat lantai 4 kantor gubernur yang dipimpin oleh Asisten II Sekda Provinsi Maluku Utara, Sri Hariyanti Hatari.Dalam kesempatan tersebut, Sri menjelaskan soal luas wilayah, jumlah penduduk, dan sumber daya alam (SDA) yang tersebar di Kabupaten Kota di wilayah Provinsi Maluku Utara.Dijelaskan Sri, bahwa luas wilayah Provinsi Maluku didominasi oleh laut, sehingga potensi laut Maluku Utara dapat diandalkan. Tetapi, menurutnya saat ini hasil laut Maluku Utara bukan menjadi mesin penggerak utama (prime over) dalam pembangunan, namun dari sektor pertambangan.“Maluku Utara terdiri 8 Kabupaten dan 2 Kota, dengan jumlah penduduk sebanyak 1 juta 200 orang lebih, sedangkan luas laut kita sebesar 78,8 persen. Dimana sektor kelautan, perikanan dan pertanian itu menjadi andalan, tetapi bukan menjadi prime over, sekarang yang menjadi prime over di daerah kami adalah pertambangan," bebernya.Sri melanjutkan, bahwa dengan dominannya sektor pertambangan yang tersebar di Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, dan Kota Tidore Kepulauan tersebut, sehingga menyebabkan produk domestik regional bruto (PDRB) Maluku Utara dapat melampaui PDRB tingkat nasional. Sedangkan Kota Ternate hanya sebagai Kota jasa dan perdagangan.“Sektor pertambangan kita menjadi sektor yang dapat mempengaruhi PDRB, dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari tingkat nasional dan penyerapan tenaga kerja lebih banyak terserap di sektor pertambangan," jelas Sri.Sementara itu, Sekprov Naziarto mengatakan, bahwa pihaknya merasa bangga bisa menginjakkan kaki di negerinya para sultan ini.“Kami sangat berkesan datang ke Maluku Utara ini, terasa dua rumpun dalam satu saudara. Karena kami lihat ada kesamaan dari segi adat, budaya, geografis, dan kultur masyarakat, serta Maluku Utara dan Bangka Belitung sama-sama sebagai wilayah kepulauan," katanya.Selain itu, ia menjelaskan terkait maksud dan tujuan kedatangan mereka ke Maluku Utara, tak lain hanya untuk menelusuri naskah kuno, benda-benda kuno, dan jejak rekam Sultan Mahmud Badaruddin II yang sempat berdomisili dan wafat di Kota Ternate pada tahun 1852 silam.“Tujuan kami kesini ingin menelusuri tentang naskah kuno dan benda-benda kuno yang ada di Maluku Utara, karena Maluku Utara ini daerahnya para sultan, sehingga konteks dalam hal ini ada kaitannya dengan wilayah kami Kepulauan Bangka Belitung. Disini (Maluku Utara) Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan dan ada makamnya. Nah, sebelum Sultan Mahmud Badaruddin II ke Ternate, beliau banyak berkiprah di Bangka Belitung," jelas Naziarto.Oleh karena itu, menurut Naziarto, dengan keterkaitan budaya dan sejarah tersebut, kedepannya Pemprov Maluku Utara dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung dapat bekerja sama di berbagai sektor, terutama di sektor perdagangan.“Ini karena ada keterkaitan budaya dan jejak sejarah, sehingga kedepannya kita dengan Maluku Utara terus bersinergi, bahkan bila perlu kedepannya kita harus meningkatkan dengan MoU kerjasama dibidang perdagangan untuk menguatkan ekonomi di kedua daerah ini. Apa yang ada di Maluku Utara kita bisa bawa ke Bangka Belitung dan begitupun apa yang ada di Bangka Belitung kita bisa suport kesini," tutupnya. (MI/RS).