Anak Kedua Terduga Pembunuh Sekeluarga di Magelang Beli Racun Secara Online
![Rekha Anstarida](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/mwzXBSXpYZm08eTVSkaSYuJDBjoO6tc6sNRQ1sSE.jpg )
Rekha Anstarida
Diperbarui
29 November 2022 11:38 WIB
![](https://monitorindonesia.com/images/no-image.png)
Magelang, MI - Polisi mengungkapkan bahwa terduga pelaku pembunuhan tiga orang sekeluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, membeli racun secara online. Terduga pelaku pembunuhan tersebut merupakan anak kedua dari korban, yakni berinisial DDS (22).
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, awalnya DDS berstatus sebagai saksi, namun belakangan ia mengakui telah meracuni kedua orang tuanya tersebut.
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Iqbal kepada wartawan, Senin (28/11).
Iqbal mengatakan terduga pelaku kini telah diamankan untuk dilakukan penyidikan.
"Terduga pelaku pembunuhan saat ini berada di Sat Reskrim Polresta Magelang untuk dilakukan penyidikan," ungkapnya.
Sementara itu, ketiga jenazah korban telah dimakamkan di TPU Sasono Loyo, Prajenan, Mertoyudan, Magelang, pada Senin (28/11) malam.
Sebelumnya, tiga orang sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak perempuan ditemukan tewas di dalam rumahnya di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Senin (28/11). Ketiganya ditemukan tewas di tiga kamar mandi berbeda di dalam rumahnya.
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun menyebut, ketiga korban adalah ayah inisial AA (58), istrinya HR (54) dan anak pertamanya perempuan, DK (25).
Sajarod mengatakan pihaknya mendapat laporan via telepon dari Kapolsek Mertoyudan, bahwa ada informasi dari masyarakat yang meninggal dunia sebanyak tiga orang.
“Kebetulan yang meninggal tersebut masih dalam satu keluarga sehingga kami menerjunkan tim untuk melaksanakan olah TKP,” kata Sajarod, Senin (28/11).
Sajarod mengatakan ketiga korban tersebut kini diautopsi di Rumah Sakit Daerah Merah Putih Kabupaten Magelang. Adapun dugaan awal korban meninggal lantaran keracunan.
“Untuk sementara korban meninggal masih dilakukan visum dan autopsi, kita masih menunggu. Dugaan awal korban meninggal karena keracunan. Keracunannya zat kimia apa, masih kita dalami,” jelasnya.
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Nusantara
![Waspada Cuaca Ekstrem Memicu Terjadinya Bencana Hidrometeorologi pada 7-8 Maret 2024 Petugas BPBD Kabupaten Banjarnegara saat menangani dampak bencana tanah longsor yang terjadi akibat cuaca ekstrem pada awal Januari 2024. (Foto: ANTARA)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/7E6KbjK3lCrGrC1xPy8puLKxOaf8d2umYBAxkQVW.jpg)
Waspada Cuaca Ekstrem Memicu Terjadinya Bencana Hidrometeorologi pada 7-8 Maret 2024
7 Maret 2024 10:00 WIB
Nusantara
![BMKG Prakirakan Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi di Wilayah Jateng Petugas BPBD Kabupaten Banjarnegara bersama sukarelawan dan masyarakat melakukan penanganan terhadap rumah rusak akibat terkena tanah longsor. (Foto: ANTARA)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/sRIyp2lLtnoYHsUGrqdvnvP81jO3RDxm4S3PSwKy.jpg)
BMKG Prakirakan Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi di Wilayah Jateng
20 Februari 2024 09:20 WIB