Kasus Tewasnya Mahasiswa Politeknik Surabaya, Senior Ditetapkan Jadi Tersangka

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 9 Februari 2023 06:08 WIB
Surabaya, MI - Polisi telah menetapkan satu orang sebagai tersangka kasus tewasnya mahasiswa Politeknik di Surabaya, Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19). Tersangka itu merupakan senior korban, berinisal AF (19). Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan saat ini tersangka telah ditahan. "Satu seniornya ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan. Umurnya 19 tahun. Inisial AF," kata Mirzal, Rabu (8/2). Adapun tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban. Peristiwa itu bermula saat korban digiring oleh empat seniornya dari ruang makan ke toilet dengan tujuan ingin dilakukan pembinaan pada Senin (5/2). Korban lalu dipukul oleh tersangka hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "AF berperan memukul korban dengan menggunakan tangan kanan sebanyak dua kali. Pukulan itu mengenai perut korban dan mengakibatkan korban terjatuh kemudian meninggal dunia," kata Mirzal. Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa politeknik di Surabaya, Jawa Timur, berinisial MR ditemukan tewas bersimbah darah dan penuh luka di kamar mandi kampusnya, Minggu (5/2). Mahasiswa tersebut diduga menjadi korban penganiayaan seniornya. Ayah korban, Muhammad Yani mengaku mendapat kabar kematian anaknya pada pukul 22.48 WIB, Minggu. “Tadi malam dapat kabar anak saya meninggal itu pukul 22.48. Dikabari dokter Wali Poltek, kalau anak saya sudah meningggal ada di Rumah Sakit Sukolilo Surabaya,” kata Yani, Senin (6/2). Keluarga mencurigai kematian MR tak wajar, setelah melihat kondisi jenazah sang anak penuh luka memar. “Bibirnya bengkak, pecah. Terus hidung kanan juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar, gosong-gosong semua,” ujarnya. Yani pun menduga anaknya yang baru menginjak semester satu itu, telah jadi korban penganiayaan seniornya di kampus. “Setelah saya cek kondisi jenazah, kok banyak luka lukanya. Kan saya duga, pra dugaan saya, saya mungkin ada penganiayaan,” katanya. Oleh karena itu, dia pun melaporkan hal itu ke Mapolsek Gunung Anyar pada Senin (6/2).