Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Kota Bekasi Kelebihan Kapasitas Warga Binaan

Firmansyah Nugroho
Firmansyah Nugroho
Diperbarui 31 Mei 2024 13:38 WIB
Lahan kosong di tengah Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi akan dijadikan sarana olahraga, butuh anggaran Rp150 juta (Foto: Dok MI/MA)
Lahan kosong di tengah Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi akan dijadikan sarana olahraga, butuh anggaran Rp150 juta (Foto: Dok MI/MA)

Kota Bekasi, MI - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bulak Kapal Kota Bekasi dihuni 1.700 jiwa yang terdiri dari, narapidana (warga binaan) dan terdakwa titipan Kejaksaan Negeri dan titipan Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Kota Bekasi.

Jumlah 1700 jiwa penghuni Lapas tersebut menurut Kalapas Kelas IIA Bulak Kapal Kota Bekasi, Muhammad Susanni melebihi kapasitas ruang hunian yang seyogianya hanya untuk menampung 700 jiwa, atau terjadi over capasity (over load).

Sementara kata Muhammad Susanni, sarana prasarana seperti lapangan olahraga belum tersedia, gereja masih darurat, wihara, ruang unit kerja, dapur, butuh perbaikan agar para warga binaan merasa terlayani dengan baik, sehingga berpikir ke hal-hal yang positif, tidak melulu berdiam diri di kamar hunian. 

Untuk perbaikan sarana prasarana, seperti: pembangunan lapangan olahraga, pembangunan gereja yang masih darurat, wihara, ruang unit kerja, dapur umum termasuk rencana pembangunan ruang hunian baru seperti dalam maket, lanjut Muhammad Susanni, membutuhkan anggaran minimal sekitar Rp 35 milar. 

Contohnya, untuk membangun lapangan olahraga butuh anggaran Rp150 juta. Kondisi saat ini kata Muhammad Susanni, dengan jumlah 15 personil yang bertugas di Lapas Bulak Kapal, Kota Bekasi dituntut mencurahkan pemikiran dan tenaga.

Dari jumlah 15 personil lanjut Muhammad Susanni, hanya 4 orang yang ditugaskan mengontrol ruang hunian, selebihnya dibagi tugas di pos lain yang tidak kalah pentingnya. 

Mengimbangi kondisi tersebut kata Muhammad Susanni, petugas Lapas juga dibina agar menerapkan pendekatan secara persuasif. Dengan pendekatan, komunikasi langsung dengan warga binaan, mereka akan merasa diorangkan, sehingga kepada petugas, warga binaan merada seperti keluarga.

Menurut Muhammad Susanni, hingga saat ini, dengan kondisi yang ada, insya Allah pembinaan terus berjalan dengan program program pelatihan kerajinan tangan. "Kita berharap kedepan ada peningkatan sarana prasarana tersebut," kata Muhammad Susanni kepada monitorindonesia.com, Jumat (31/5/2024) di ruang kerjanya. (MA)

Berita Terkait