PWI Bekasi Desak Polisi Tuntaskan Kasus Pengancaman Wartawan, Begini Kronologinya

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 Mei 2024 22:11 WIB
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya, Ade Muksin (Foto: Dok MI/Pribadi)
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya, Ade Muksin (Foto: Dok MI/Pribadi)

Cikarang, MI - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya, Ade Muksin, mendesak penyidik Polres Metro Kabupaten Bekasi agar segera mengusut tuntas kasus pengancaman wartawan koranmediasi.com, Pirlen Sirait yang dilakukan orang tidak dikenal.

"Kasus seperti ini terhadap rekan kami, tidak boleh dibiarkan, harus diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku, karena dikhawatirkan akan terulang kembali dan menimpa wartawan lainnya,” ujar Ade Muksin kepada wartawan, Selasa (14/5/224).

Ia juga meminta kepada penyidik Polres Kabupaten Bekasi untuk benar-benar menyikapi masalah ini karena pengancaman ini dilakukan puluhan orang yang disaksikan anak dan istri korban Pirlen Sirait, Pemimpin Redaksi koranmediasi.com. 

“Kami PWI Bekasi Raya juga meminta Polres Kabupaten Bekasi untuk benar-benar serius menyikapi masalah ini, karena tindakan para pelaku sudah menimbulkan kecemasan terhadap anak dan istri korban," tandas Ketua PWI Bekasi periode 2024-2027 itu.

Sementara itu, kuasa hukum Pirlen Sirait, Cupa Siregar juga menegaskan bahwa penyidik harus segera megusut tuntas kasus ini. Jangan sampai terkesan penyidik 'tidur'. "Ini kasus persekusi. Penyidik jangan tidur sehingga pengungkapan kasus ini menjadi lama," tegas Cupa Siregar.

Menurutnya, kasus persekusi di Indonesia masih marak terjadi, kebanyakan dilakukan kelompok tertentu kepada seorang individu. Adapun persekusi adalah tindakan sewenang-wenang yang menimbulkan sebuah penderitaan.

Meski termasuk tindakan yang sewenang-wenang, tambah Cupa Siregar, tapi pola persekusi adalah dilakukan secara sistematis. Persekusi berbeda dengan main hakim sendiri, persekusi di mata hukum merupakan salah satu tindak kejahatan kemanusiaan. 

Kronologi
Puluhan orang tak dikenal mendatangi rumah sekaligus mengancam Pirlen Sirait di kediamannya, Perumahan Permata Serang Baru, Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jumat (5/4/2024) lalu.

Kehadiran orang-orang tak diundang tersebut, kata Pirlen, melontarkan kalimat-kalimat kasar dan pengancaman yang juga didengar dan disaksikan oleh istri dan ketiga anak-anaknya yang masih kecil, sehingga mengakibatkan ketakutan dan trauma.

Malam itu, katanya Pirlen mendengar dari dalam rumahnya ada yang berteriak dan mengetuk pintu rumah dengan keras. Mendengar itu, Pirlen buru-buru membukanya.

“Awalnya dari dalam rumah saya dengar teriakan dan mengetuk pintu rumah saya dengan sangat keras, lalu saya buka. Puluhan orang langsung datang menghampiri saya ke pintu dan bertanya yang namanya Pak Pirlen, Bapak ia,” ujar Pirlen menirukan kata-kata orang tak dikenalnya itu.

Mendengar pertanyaan itu, Pirlen yang merasa tidak punya musuh langsung menjawab, “ya”. Anehnya, sekitar tiga dari orang itu langsung mendorong Pirlen.

“Ini bulan puasa, kenapa ganggu-ganggu Ketua DPC. Saya tanya kembali Ketua DPC mana, namun mereka dengan berteriak-teriak dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan memasuki rumah hendak memukul saya ” ujar Pirlen sambil menjelaskan ancaman yang dilontarkan orang tak dikenalnya, sangat tidak tepat karena dikait-kaitkan dengan SARA.

Tidak terima diperlakukan seperti itu, Pirlen pun melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi. Dia berharap para pelaku segera ditangkap termasuk dalang di balik pengancaman tersebut. 

Pasalnya, kedatangan orang tak dikenal ke rumahnya, diduga ada kaitannya dengan pelaksanaan pemilihan legislatif (Pileg) Februari 2024 di Kabupaten Bekasi.

“Saya sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi dengan nomor laporan :LP/B/1105/IV/2024/SPKT/POLRES METRO BEKASI/POLDA METRO JAYA, dugaan tindak pidana pengancaman UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam pasal 336 KUHP dan atau 449 ayat 1,” kata Pirlen. 

Sejak kasus ini dilaporkan, kata Pirlen, penyidik Polres Metro Bekasi sudah memintai keterangan korban dan para saksi. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan memanggil para pelaku dan oknum yang menjadi dalangnya.