Bappedalitbang Dukung Inovasi "PENDEKAR TOBAT" Pacu Kepatuhan Pengobatan Pasien ODGJ di Blitar Selatan

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 20 Maret 2025 19:50 WIB
Kantor Bappedalitbang, Kabupaten Blitar (Foto: Dok MI/JK)
Kantor Bappedalitbang, Kabupaten Blitar (Foto: Dok MI/JK)

Blitar, MI- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Blitar terus mendorong pengembangan inovasi kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan publik. 

Salah satunya melalui program “PENDEKAR TOBAT” (Pendekatan Keluarga dengan Pemberian Kartu Pengambilan Obat) yang digagas Puskesmas Bakung. 

Program ini bertujuan meningkatkan kepatuhan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam menjalani pengobatan rutin.  

Kepala Bappedalitbang Kabupaten Blitar, Rully Wahyu Prasetyowanto, menegaskan dukungan penuh terhadap inovasi ini. Program ini bertujuan meningkatkan kepatuhan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam menjalani pengobatan rutin.  

“Kami berharap program PENDEKAR TOBAT dapat berkembang dan memberi manfaat besar bagi masyarakat, khususnya di Kecamatan Bakung,” ujarnya pada Kamis (20/03) melalui keterangan tertulisnya.

Puskesmas Bakung, meski berlokasi di pelosok Blitar Selatan, dikenal aktif menciptakan terobosan kesehatan. Pada 2023, PENDEKAR TOBAT bahkan masuk nominasi Lomba Inovasi Hari Kesehatan Nasional. Program ini memanfaatkan kartu pengambilan obat dan pendampingan keluarga untuk memastikan pasien ODGJ disiplin menjalani terapi.  

Kesempatan terpisah, Yesi Eko Wibowo, perawat Puskesmas Bakung, menjelaskan bahwa kepatuhan minum obat merupakan kunci kesembuhan.

“Ketidakpatuhan berisiko memperparah gejala dan memperpanjang masa perawatan. Ini masalah serius, terutama pada pasien yang mengonsumsi obat psikotik,” ujarnya.  

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bakung Sudarsono, S.Kep, Ns., M.Kes menjelaskan, Data tahun 2022 mengungkapkan keprihatinan: dari 54 pasien ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Bakung, hanya 24 yang rutin berobat. 

“Ini jadi alasan kuat kami meluncurkan PENDEKAR TOBAT. Kolaborasi lintas instansi dan peran 11 kader Kesehatan Jiwa (KESWA) menjadi tulang punggung program ini,“terangnya 

Melalui pendekatan keluarga, kader KESWA aktif mengedukasi dan memantau pasien. Dukungan dari dinas terkait, termasuk Bappedalitbang, juga memperkuat sistem pendampingan.

“Harapannya, angka kepatuhan terus naik dan kualitas hidup pasien ODGJ di Bakung semakin membaik,” pungkas Sudarsono.  

Inovasi ini menjadi bukti bahwa keterbatasan geografis bukan penghalang untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas. Dengan sinergi multipihak, PENDEKAR TOBAT diharapkan menjadi model percontohan bagi daerah lain. (JK)

Topik:

Kabupaten Blitar