Sherly Tjoanda Hadir Seharian Dampingi Anak-anak Siaga di Halbar

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Juli 2025 07:23 WIB
Gubernur Malut Sherly Tjoanda (Foto: Istimewa)
Gubernur Malut Sherly Tjoanda (Foto: Istimewa)

Sofifi, MI - Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Malut memastikan Pesta Siaga tingkat daerah yang akan dipusatkan di Jailolo, Halbar, dimajukan pelaksanaannya ke Minggu, 20 Juli 2025, dan akan dihadiri langsung oleh Gubernur Malut Sherly Tjoanda. Kepastian itu disampaikan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Malut, Muhammad Abusama, melalui wawancara telepon pada Jumat (18/7/2025).

Muhammad Abusama menjelaskan bahwa perubahan jadwal dilakukan karena penyesuaian agenda Gubernur. Semula Pesta Siaga direncanakan berlangsung pada Selasa, 22 Juli 2025, sebagai bagian dari rangkaian menyambut Hari Anak Nasional, 23 Juli 2025. Namun Gubernur meminta kegiatan dimajukan dua hari lebih awal.

“Ibu Gubernur mintanya dilaksanakan pada tanggal 20 Juli hari Minggu, karena pada tanggal 21 dan 22 Ibu Gubernur punya jadwal agenda lain juga,” kata Muhammad Abusama.

Muhammad Abusama juga menekankan bahwa kehadiran Gubernur Malut, Sherly Tjoanda, dalam kegiatan ini menjadi bentuk nyata perhatian pimpinan daerah terhadap pembinaan generasi muda sejak usia dini. 

Menurutnya, kehadiran langsung Gubernur akan menjadi penyemangat tersendiri bagi anak-anak peserta Pesta Siaga, sekaligus memperkuat komitmen pemerintah dalam mendukung gerakan Pramuka sebagai bagian dari pendidikan karakter.

“Lusa hari Minggu Ibu Gubernur hadir. Untuk sementara lagi persiapan,” tambahnya.

Pelaksanaan akan menyesuaikan aktivitas keagamaan masyarakat setempat. Karena bertepatan dengan hari Minggu, acara baru dimulai setelah jemaat menyelesaikan ibadah gereja pagi.

“Kegiatan kita mulai setelah selesai ibadah Minggu,” ujar Muhammad Abusama.

Dari sisi jumlah kehadiran, Kwarda menyiapkan rentang partisipasi yang cukup lebar karena sebagian data lapangan masih bergerak. Estimasi awal berkisar 600 hingga 1.000 orang. 

Menurut Muhammad Abusama, angka pastinya akan dipastikan kembali saat seluruh daftar hadir panitia dan pendamping terkonsolidasi.

“Peserta diperkirakan 1.000 peserta, tergantung nanti tong lihat. Tapi targetnya 600 sampai 1.000 peserta,” jelasnya.

Muhammad Abusama kemudian merinci komposisi sementara berdasarkan laporan panitia teknis. Untuk Peserta Siaga: putra 288 orang dan putri 288 orang. Untuk pendamping: putra 72 dan putri 72 (total 144). Untuk pembantu pembina: putra 72 dan putri 72 (total 144). Panitia daerah: putra 26 dan putri 23 (total 49). 

Sedangkan, Panitia cabang/lokal: 73 orang. Dengan pembulatan operasional, Kwarda memperkirakan total gabungan mendekati sekitar 984 orang yang akan hadir. Angka final akan diumumkan saat registrasi terakhir.

“Sehingga ditotalkan semuanya sebanyak 984 orang yang menghadiri kegiatan tersebut,” kata Muhammad Abusama menegaskan bahwa data itu masih bersifat sementara.

Kwarda menempatkan Pesta Siaga sebagai kegiatan utama untuk golongan Pramuka Siaga (usia sekitar 6-12 tahun) pada program kerja 2025. Formatnya berbeda dari kegiatan tingkat lanjut seperti Raimuna atau Jambore yang biasanya berbentuk perkemahan.

“Anak-anak siaga tidak bisa mengikuti kegiatan menginap. Mereka hanya beraktivitas dari pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore. Mereka masih berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab orang tua,” tutur Muhammad Abusama.

Dorongan kuat untuk menyelenggarakan kegiatan ini datang dari Gubernur Sherly Tjoanda, yang akrab disapa Bunda Sherly di kalangan anak-anak dan Pramuka. Sejak pelantikan, Sherly mendorong agar pembinaan Pramuka di Malut terintegrasi dengan pelestarian budaya lokal.

“Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari arahan Ibu Gubernur saat pelantikan lalu. Beliau ingin menghidupkan kembali permainan-permainan tradisional sebagai bagian dari upaya memperkaya kearifan lokal,” ujar Muhammad Abusama.

Pendekatan permainan tradisional dinilai lebih efektif untuk penanaman karakter kebangsaan pada usia dini. Aktivitas dibuat menyenangkan, komunikatif, dan berbasis gerak, sehingga nilai moral, disiplin, kerja sama, dan cinta budaya dapat diserap tanpa kesan menggurui.

“Pembinaan karakter di usia dini, sekitar 6 sampai 12 tahun, lebih efektif jika dimulai dengan pendekatan yang menyenangkan, seperti permainan. Itu sangat cocok dimasukkan ke dalam kegiatan Pramuka, terutama di golongan siaga,” lanjutnya.

Dari aspek pemerataan wilayah, Kwarda sengaja memfokuskan peserta Pesta Siaga tahun ini dari Halmahera Barat saja. Langkah ini mengikuti prinsip rotasi dan keadilan geografis antar-kabupaten/kota di Malut.

“Karena lokasi kegiatan di Halbar, maka pesertanya pun dari Halbar. Kami tidak mengundang peserta dari kabupaten/kota lain. Ini bagian dari prinsip pemerataan dan keadilan geografis,” jelas Muhammad Abusama.

Kebijakan rotasi itu bukan baru. Di bawah kepemimpinan Muhammad Abusama, kegiatan serupa telah dilaksanakan di sejumlah daerah lain, dan akan terus bergilir agar seluruh cabang merasakan dampak pembinaan yang sama.

“Selama kepemimpinan saya, kegiatan serupa sudah pernah kita laksanakan di Halsel, Halut, dan Kota Tidore Kepulauan. Tahun ini Halbar menjadi tuan rumah, dan ke depan kita akan lanjutkan di kabupaten/kota yang belum mendapatkan giliran,” tutup Muhammad Abusama. (Jainal Adaran)

Topik:

Maluku Utara Gubernur Maluku Utara Sherly Gerakan Pramuka Malut