Sikap Tertutup Kepala OPD Bisa Hancurkan Citra Gubernur Malut Sherly Tjoanda


Sofifi, MI - Program jalan tani sepanjang 50 kilometer yang digadang-gadang Dinas Pertanian Malut kembali mandek dan berpotensi jalan di tempat. Plt Kepala Dinas Pertanian Malut, Anwar Husen, yang sebelumnya menjanjikan percepatan lewat pengadaan alat berat milik dinas, kini terkesan menghindar dari pertanyaan wartawan dan menutup diri dari keterbukaan informasi.
Saat ditemui di Penginapan Yusmar, Sofifi, Kamis (14/8), Anwar enggan memberi penjelasan detail. Ia hanya melontarkan kalimat singkat saat dimintai keterangan soal alat berat yang tak kunjung tiba.
“Belum ada, tara usah wawancara-wawancara. Saya ada mau baku dapa deng orang,” ucapnya sambil berlalu.
Sikap ini jelas bertentangan dengan kebijakan Gubernur Malut Sherly Tjoanda yang selama ini mengedepankan prinsip transparansi dan keterbukaan informasi publik, apalagi kepada wartawan.
Sebagai gubernur, Sherly tidak pernah tertutup kepada publik terkait program-program pemerintahannya. Namun, berbeda halnya dengan Anwar yang justru memilih bersikap tertutup di tengah sorotan terhadap program strategis yang ia pimpin.
Padahal, sebulan sebelumnya, tepatnya Rabu (9/7), Anwar lantang menyatakan bahwa keterlambatan program jalan tani selama ini terjadi karena ketiadaan alat berat milik dinas. Ia bahkan mengklaim, jika alat berat tersedia, pengerjaan akan lebih efisien dan memberi manfaat besar bagi petani.
“Dengan adanya alat berat ini, masyarakat akan mendapat keuntungan besar karena pengerjaan bisa lebih efisien,” ujarnya saat konferensi pers kala itu.
Ia juga menegaskan pengadaan alat berat adalah investasi jangka panjang untuk keberlanjutan pertanian Malut.
Anwar mempromosikan skema swakelola sebagai solusi. Menurutnya, skema ini bisa menghasilkan volume pekerjaan lebih besar meski anggaran terbatas, sekaligus mempercepat serapan anggaran tanpa terganjal proses lelang konvensional.
Ia bahkan memetakan tahapan pelaksanaan mulai dari Halmahera Utara sebagai lokasi prioritas, dengan janji alat berat akan dikirim ke sana lebih dulu.
Namun, kenyataannya hingga pertengahan Agustus, alat berat yang menjadi kunci program tersebut belum juga tampak batang hidungnya. Janji yang sebelumnya disampaikan dengan penuh keyakinan kini justru diiringi sikap menghindar, menutup diri, dan tidak transparan.
Dinas Pertanian Malut sebelumnya menyatakan pengadaan akan dilakukan lewat sistem e-katalog, dengan alasan mempercepat proses belanja dan menghindari tender terbuka yang memakan waktu. Meski begitu, alasan efisiensi itu tak berarti apa-apa jika proses pemilihan vendor lamban atau salah sasaran. (Jainal Adaran)
Topik:
Maluku Utara