Banjir Rutin di Bayung Lencir, Sekolah dan Kantor Dikbud Terdampak, Warga Minta Pemerintah Segera Bertindak

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 2 September 2025 19:29 WIB
Halaman SD Negeri 01 Bayung Lencir terendam banjir hingga ke teras bangunan sekolah, Selasa (2/9/2025). (Foto: Dok/MI)
Halaman SD Negeri 01 Bayung Lencir terendam banjir hingga ke teras bangunan sekolah, Selasa (2/9/2025). (Foto: Dok/MI)

Bayung Lencir, MI – Hujan deras yang mengguyur wilayah Bayung Lencir kembali menyebabkan banjir dan mengganggu aktivitas masyarakat. Sejumlah fasilitas pendidikan, termasuk SD Negeri 01 Bayung Lencir serta kantor Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan (Korwil Dikbud) Kecamatan Bayung Lencir, terendam air pada Selasa (2/9/2025).

Banjir ini bukanlah kejadian baru. Sejak 2022, setiap musim hujan wilayah tersebut kerap dilanda genangan air. Warga menyebut penyebab utama permasalahan ini adalah saluran drainase di depan pertokoan yang tidak terawat serta kurangnya perhatian baik dari pemilik toko maupun aparat pemerintah.

“Setiap kali kami mengadu ke pihak kecamatan, jawabannya selalu sama, karena ini jalan negara jadi bukan kewenangan langsung pemerintah daerah. Tapi kami yang merasakan dampaknya setiap tahun,” ujar salah seorang warga setempat.

Genangan air dengan ketinggian hampir mencapai betis orang dewasa masuk hingga ke teras bangunan sekolah dan kantor. Bahkan, beberapa ruang kelas tidak bisa difungsikan secara normal karena tergenang air. Aktivitas belajar mengajar pun terganggu, sementara pegawai di kantor Korwil Dikbud harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari.

Tak hanya sekolah dan kantor, pertokoan sepanjang jalur dari SDN 1 Bayung Lencir hingga Alfamart di RT 07 Kelurahan Bayung Lencir juga ikut terdampak. Para pedagang mengaku rugi karena banjir membuat pembeli enggan datang dan barang dagangan terancam rusak.

Kondisi ini diperparah dengan tingginya badan jalan aspal di sekitar kawasan yang membuat aliran air tersumbat. Air yang seharusnya mengalir menuju anak sungai di sebelah Bank Mandiri, justru terhambat dan menggenangi pemukiman serta fasilitas publik.

Warga berharap adanya tindakan nyata dari pemerintah daerah. Mereka meminta agar saluran drainase sepanjang jalan antara SDN 1 Bayung Lencir hingga ke anak sungai dapat segera dibuka dan dinormalisasi sehingga air bisa mengalir lancar tanpa menimbulkan genangan.

“Harapan kami sederhana saja, pemerintah jangan hanya menunggu banjir besar baru bergerak. Normalisasi parit harus segera dilakukan, kalau tidak setiap musim hujan sekolah anak-anak kami akan terus terendam,” tambah warga lainnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa masalah drainase bukan persoalan sepele. Jika tidak ditangani serius, genangan air berulang akan terus merugikan masyarakat, terutama dunia pendidikan yang seharusnya mendapat prioritas.

Topik:

Banjir Sumatra Selayat Bayung Lencir