Si Mawar Bakal Bikin PSI Makin “Berbahaya” Bagi Koruptor

No Name

No Name

Diperbarui 22 September 2023 14:58 WIB
Oleh: Andre Vincent Wenas/Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP) Jakarta SEJAK kemarin malam sejak video super pendek yang judulnya sebut saja “Namaku Mawar” beredar di medsos, inbox dipenuhi pertanyaan bertubi-tubi. Benarkah? Apakah itu Kaesang? …ah kata Gibran jangan-jangan itu Afghan. Di politik ini memang banyak kejutan, surprise. Sabar saja, semakin lama semakin jelas khan siapanya. Tapi siapa pun itu, yang penting bisa selaras dengan DNA atau prinsip dasar PSI, yaitu anti-korupsi dan anti-intoleransi. Kedua prinsip itu non-negotiable, tak bisa ditawar-tawar. Lihat saja, sampai saat ini PSI-lah satu-satunya parpol yang masih terus semangat dalam menyuarakan soal mega korupsi BTS dan kasus penggerudukan tempat ibadah. Sementara parpol lain memilih tutup mulut. Entah mengapa. Dengan semakin kental isu bergabungnya Kaesang ke Partai Solidaritas Indonesia, Presiden Joko Widodo hanya mengomentari, "Ya kan saya sudah sering menyampaikan, anak-anak itu kalau sudah berkeluarga itu sudah punya rumah sendiri, sudah punya istri ya sudah harus mandiri dan harus tanggung jawab, artinya apa yang diputuskan sudah menjadi tanggung jawab dia." Kita melihat, Pak Jokowi menghargai hak demokrasi setiap warga negara (termasuk anaknya sendiri yang sudah berkeluarga dan hidup mandiri itu) harus dihormati. Jokowi (dan kita semua merasa) berkepentingan untuk memastikan kerja-kerja baik yang sudah dilakukannya berkelanjutan. Mesti punya imajinasi politik saat menghadapi segala dinamika serta tantangan geo-politik yang ada, domestik maupun global. Untuk itu, parlemen sebagai mitra eksekutif menjadi kekuatan politik yang imperatif. Partai politik peserta pemilu 2024 menjadi kekuatan politik penting yang perlu dicermati. Maka kerja politik mereka selama ini menjadi perhatian, sampai Jokowi tak sungkan-sungkan menyampaikan bahwa ia memegang data intelijen parpol. Institusi intelijen negara memang wajib untuk melaporkan hasil analisanya kepada Presiden. Jadi itu adalah hal yang rutin dan biasa saja. Memang begitu seharusnya. Dan kalau sampai Jokowi merestui Kaesang bergabung bersama PSI, tentu sudah melewati pertimbangan yang matang. Ya merestui. Kata Jokowi, "Ya biasa di dalam keluarga minta doa restu. Karena saya bilang tidak pun, juga tetep akan jalan. Anak-anak saya seperti itu." Terkesan seorang Kaesang pun – sebagai individu dewasa yang mandiri – punya hak konstitusional yang patut dihormati bahkan oleh ayahnya sendiri. Sampai saat ini PSI-lah parpol yang tegak lurus bersama Jokowi, ini fakta yang tak terbantahkan. Sampai tulisan ini dibuat, Kaesang memang belum mengumumkan sendiri secara terbuka. Baru seseorang yang mirip dengannya dan mengaku bernama “Mawar” yang bilang sudah siap terjun ke dunia politik dengan begabung ke PSI. Siapa pun si “Mawar” itu nampaknya ia adalah sosok yang bakal menggencarkan program aksi partai yang anti-korupsi dan anti-intoleransi. PSI nampaknya bakal semakin “berbahaya” bagi parpol yang ingin melanggengkan program bancakannya. Disclaimer: Monitorindonesia.com tidak bertanggung-jawab atas kiriman artikel langsung dari pembaca dalam rubrikasi forum atau opini.