Jumlah Mahasiswa Baru UT Manado Naik Saat Pandemi Covid-19

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Oktober 2021 09:39 WIB
Monitorindonesia.com – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal Maret di Manado dan seluruh Sulawesi Utara telah membawa berdampak bagi Sulut, baik kesehatan, sosial, ekonomi maupun bidang pendidikan. Namun tidak demikian dengan Universitas Terbuka (UT) Manado yang justru jumlah mahasiswanya bertambah. Dibandingkan semester lalu, peningkatan jumlah mahasiswa cukup signifikan. “Persentasenya semester sekarang dengan semester lalu, total mahasiswa teregistrasi (daftar dan bayar), termasuk di dalamnya mahasiswa baru ada sekitar 3.059 orang. Ini tidak termasuk yang tidak teregistrasi. Kenaikannya sekitar 500-600 orang atau sekitar 21-25 persen. Khusus untuk mahasiswa baru UT Manado, yang daftar dan bayar di luar yang belum teregistrasi berjumlah 820 orang semester sekarang. Kenaikannya sekitar 549 orang atau sekitar 200 persen,” beber Manager Registrasi dan Asesmen UT Manado Benny Sigiro. Dia uraikan, jumlah mahasiswa keseluruhan yang teregistrasi semester ini mengalami peningkatan dan bahkan untuk mahasiswa baru cukup tinggi persentasinya bila dibandingkan semester lalu. “Ini mengindikasikan UT sebagai perguruan tinggi negeri dengan sistem belajar jarak jauh kian disambut masyarakat Sulut. Apalagi di tengah pandemi saat ini yang berdampak bagi seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Tetapi jumlah mahasiswa baru banyak. Artinya, bahwa UT tidak banyak terdampak pandemi,” ujar Sigiro. Dirinya memberikan contoh, sistem belajar UT sebelum pandemi sudah melaksanakan proses pembelajaran secara online (daring). “Hal ini yang membuat mereka kemudian mendaftar dan kuliah secara online yang sudah dilaksanakan oleh UT sebelumnya,” tandas Sigiro. Direktur UT Manado Ida Zubaidah menambahkan, proses belajar mengajar di UT tidak mengalami kendala dengan adanya pandemi, justru lain memberi ‘hikmah’ kreatif terhadap inovasi dan pemanfaatan teknologi. “Jika universitas lain selama Covid-19 harus istirahat di rumah, kami malah sibuk karena proses pembelajaran tidak pernah berhenti. Justru semakin banyak, tetapi tentu juga ada penyesuaiannya. Dan saya rasa tidak terlalu sulit karena memang secara sistem UT sudah dirancang dengan pembelajaran jarak jauh,” ujarnya. Selain belajar mandiri, ia melanjutkan, UT juga ada tutorial online, tutorial radio yang memang secara sistem terpisah antara dosen dan mahasiswa. Kami juga ada pembelajaran tatap muka di dalam kelas, nah karena adanya Covid-19 kami mengubah pola itu menjadi tutorial web lewat aplikasi yang sudah lama UT miliki. Sekarang kami memaksimalkan pengunaan teknologi. Setelah kita lakukan, ternyata respons mahasiswa bagus tutornya juga cepat beradaptasi,” ucapnya. Menurut Ida, tantangan di masa pandemi ini adalah mahasiswa yang jaringan teknologi komunikasinya sulit. Contohnya, daerah seperti Talaud yang tidak ada signal dan transportasi yang kurang memadai. “Tetapi kami ada kelompok belajar yang bisa membantu untuk mengubah strategi pembelajaran dan saat ini kami juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan alat-alat teknologi dan media sosial. Jadi sejauh ini jaringan tidak terlalu menjadi kendala,” ujar Ida.     Sumber: Manadopost.id