MPR dan UT Gulirkan Kuliah Umum Rutin Libatkan Pengusaha dan Selebriti

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 Desember 2021 20:19 WIB
Tangerang Selatan, Monitorindonesia.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Sivitas Akademika Universitas Terbuka (UT) akan menggelar kuliah umum secara rutin setiap bulan. Acara perdana direncanakan pada medio Desember 2021, mengundang selebriti sekaligus pengusaha muda yang sedang tenar untuk membahas soal kebangsaan juga strategi bisnis dalm membangun startup bagi generasi millenial. "Sosok seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Deddy Cobuzier dan berbagai tokoh muda lainnya, merupakan cerminan keberhasilan generasi muda dalam memanfaatkan media digital untuk meningkatkan bisnis. MPR RI bersama UT akan mengundang mereka untuk memberikan pengalaman dan ilmu dalam forum kuliah umum yang bisa disaksikan secara daring dan luring oleh hampir satu juta mahasiswa dan sivitas akademika UT yang tersebar di berbagai daerah," ujar Bamsoet usai bertemu jajaran rektorat UT, di Kampus UT, Tangerang Selatan, Rabu (1/12/2021). Pertemuan dihadiri Rektor Prof Ojat Darojat, Wakil Rektor II Ali Muktiyanto, Wakil Rektor IV Rahmat Budiman, Dekan FISIP Sofjan Aripin, dan Ketua Senat Prof Chanif Nurcholis. Ketua MPR ini menjelaskan, dalam survei Sea Group bekerja sama dengan World Economic Forum (WEF) yang dirilis April 2019, memperlihatkan 24,4 persen milenial Indonesia berusia di bawah 36 tahun lebih tertarik menjadi wirausaha ketimbang menjadi pegawai negeri sipil. Mengembangkan usaha keluarga 16,5 persen, dan bekerja di perusahaan multinasional 11,4 persen. "Keinginan milenial menjadi wirausaha harus disambut cepat oleh pemerintah juga MPR serta didukung berbagai pihak. MPR bersama UT melalui forum kuliah umum yang akan secara rutin diselenggarakan satu bulan sekali tersebut, berusaha memfasilitasi keinginan milenial untuk menjadi wirausaha. Karenanya kita juga akan mengundang berbagai tokoh pengusaha dari berbagai sektor. Dari mulai Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, Ketua Umum HIPMI Mardani Maming, maupun berbagai tokoh yang sukses membangun bisnisnya mulai dari nol," jelas Bamsoet. Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan Kadin Indonesia ini menerangkan, walaupun saat ini jumlah wirausaha Indonesia sudah mencapai 3,1 persen dari populasi penduduk, atau sekitar 8,06 juta jiwa dari 260 juta jiwa penduduk, namun jumlah tersebut belum mampu mendongkrak perekonomian nasional menjadi lebih bergeliat. Indonesia masih perlu mengejar berbagai negara tetangga seperti Singapura dengan rasio wirausaha mencapai 7 persen ataupun Malaysia yang berada di 5 persen. Kita juga membutuhkan iklim usaha yang dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru yang dapat menghadapi persaingan global. Sehingga mampu menawarkan alternatif dan terobosan baru yang lebih baik dari berbagai aspek. Sebagai gambaran, Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index) menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia, dan posisi ini belum mengalami peningkatan sejak tahun 2018. "Saya yakin dan percaya, bahwa pengusaha muda dengan segala potensi diri yang dimiliki, serta lekat dengan daya kreasi dan inovasi, tentunya dapat mengambil peran untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru dalam membangun perekonomian nasional," pungkas Bamsoet.