Ketika Bamsoet dan Maruarar ‘Menempa’ Generasi Calon Pemimpin Bangsa

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Januari 2022 18:11 WIB
Monitorindonesia.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Maruarar Sirait dan puluhan organisasi kemahasiswaan yang bergabung dalam kelompok Cipayung Plus gelar diskusi kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/1/2021). Acara diisi dengan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dan penyampaian pandangan kebangsaan para ketua organisasi kemahasiswaan. Juga dibahas rencana MPR menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sebagai road map pembangunan. Hadir dari kelompok Cipayung Plus, antara lain Ketua Umum GMKI Jefri Gultom, Ketua Umum HMI Raihan, Ketua Umum PMII Muhammad Abdullah Syukri, Ketua Umum Hikmahbudhi Wiryawan, Ketua Umum KMHDI Yoga, Ketua Umum PII Rafani, Ketua Umum Hima Persis Iqbal, Ketua Umum KAMMI Zakky, dan Ketua Umum IMM Abdul Bamsoet mengatakan masa depan bangsa ada di tangan pemuda menggentikan pemimpin yang sudah tua. Tahun 2045, ia melanjutkan, Indonesia mendapat bonus demografi di mana sekitar 60 persen penduduk adalah usia produktif. Diperkirakan pada 2045 penduduk Indonesia mencapai 360 juta jiwa. "Kita tak boleh gagal seperti sejumlah negara lain. Kita harus mampu memanfaatkan berbagai upaya produktif," kata Bamsoet.   Dikatakan Bamsoet, negara ini perlu bintang pengarah dan blue print. Pada masa Presiden Soekarno Indonesia memiliki rencana pembangunan semesta. Masa Orba ada garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). "Pada masa reformasi kita serahkan ke presiden menentukan arah-pembangunan melalui pemilihan langsung. Kita harus ada program pembangunan jangka panjang sebagaiman negara-negara maju," pesan Bamsoet. Maruarar Sirait kemudian mengajak pemuda dari Kelompok Cipayung Plus berperan aktif membangun bangsa dengan memiliki karakter yang kuat. "Saya minta adik-adik ikut serta mengatasi intolenrasi yang terjadi belakangan ini. Adik-adik harus mampu manangani program deradikalisasi di mana pun berada," pesan Ara. Ara juga menyebut Presiden Jokowi telah mencabut ribuan izin tambang yang kini menjadi peluang untuk dikelola anak muda. "Sekarang kalian siap enggak secara SDM, secara profesional? Saya akan bawa adek-adek ke Menteri Investasi dan Menteri BUMN. Kalau kalian sudah siap, sampaikan ke saya!" tantang Maruarar yang disambut tepuk tangan ratusan perwakilan mahasiswa peserta diskusi.   Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) itu meminta mahasiswa memegang teguh harga diri. "Jadilah pemilik dan jangan jadi broker. Menteri BUMN juga pasti mau menerima kalian untuk magang di perusahaan negara," ucapnya. Tak lupa Ara mengingatkan pemuda tak malas belajar dan bekerja keras guna membuat dirinya strategis. "Semua pihak yang bergabung di Cipayung Plus masing-masing punya segmentasi. Pertemuan ini harus jadi momentum agar bisa membuat hal-hal yang luar biasa," katanya. Ara juga menyinggung bagaimana empat pilar dan Pancasila dibumikan di semua tempat di Indonesia. Dengan potensi yang luar biasa, harus mampu membuat suatu model yang kontrukstif. "Bangsa ini butuh terobosan dan harus melompat. Saya doakan kalian nanti menjadi pemimpin yang amanah bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya. Pandangan kebangsaan Saat penyampaian pandangan kebangsaan para ketua umum organisasi kemahasiswaan Kelompok Cipayung Plus, Ketua Umum HMI Raihan menginggung pandemi Covid-19, keadilan pendidikan dan transformasi teknologi, kepemimpinan Indonesia di G-20, kedaulatan bangsa di bidang ekonomi, pertanian dan pangan, serta kesehatan, hingga berbagai isu politik internasional dan kawasan. Ketum GMKI Jefri Gultom menilai kegiatan sosiallisasi 4 pilar RI untuk merumahkan legacy yang baik apalagi di awal tahun ini. "Bagi kita, apa yang dilakukan hari ini menjadi perubahan yang bagus karena bisa mengumpulkan kita semua. Semua ide, gagasan dan pokok pokok pikiran setiap organisasi di kelompok Cipayung plus dan juga menjadi bahan catatan untuk MPR sendiri secara kelembagaan," kata Jefri. Sejumlah poin juga disampaikan Kelompok Cipayung Plus kepada MPR RI. Pertama, terkait isu lingkungan di mana pemerintah diapresiasi usai mencabut beberapa izin perusahaan tambang yang mungkin hanya merusak lingkungan tanpa melakukan rehabilitasi. Menurutnya, kekayaan alam harus untuk kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan lingkungan itu sendiri. Dari aspek hukum, para mahasiswa menyoroti penegakan hukum jangan tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. "Kami mengapresiasi Kapolri Sigit dengan tagline Presisi di mana masyarakat pelapor diproses dengan cepat. Begitu juga pendekatan humanis Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terhadap persoalan bangsa, khususnya Papua," tandas Jefri. Para ketua umum organisasi kemahasiswaan menilai penting pemindahan Ibu Kota Negara diatur dalam PPHN, sehingga siapapun pemerintahan yang menggantikan Presiden Joko Widodo pada 2024 nanti, dipastikan juga akan tetap menjalankan prosesnya. Terkait kedaulatan ekonomi, mahasiswa melihat pandemi Covid-19 membuat kepedulian soal kesehatan semakin tinggi. Indonesia wajib berkedaulatan di bidang kesehatan dengan mendorong penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri. Kelompok Cipayung Plus juga mendorong kepemimpinan Indonesia di G-20 dengan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, dijadikan momentum membuat Indonesia sebagai leader penanganan perubahan iklim dengan mengedepankan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Termasuk mempercepat migrasi kendaraan dari berbahan bakar minyak ke bermotor listrik yang ramah lingkungan. Selain juga pemerintah harus memanfaatkan kepemimpinan G-20 ini untuk meningkatkan ekspor UMKM, salah satunya dengan memperkuat infrastruktur digital.   (Tar)