HNW: Perbedaan Awal Ramadhan untuk Perkuat Toleransi

wisnu
wisnu
Diperbarui 3 April 2022 23:12 WIB
Jakarta, MI - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, perbedaan dalam menetapkan awal Ramadhan 1443 Hijriah harus disikapi untuk memperkuat toleransi dan moderat. "Ini juga untuk mengokohkan ukhuwah di antara umat Islam dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika," kata Hidayat Nur Wahid melalui keterangan tertulis yang diterima, Ahad (3/4). Adanya perbedaan penetapan awal Ramadhan ini, seharusnya tidak dijadikan perbedaan. Apalagi, sampai mengganggu khusyuknya ibadah puasa. Seharusnya, kata dia, penentuan awal dan akhir Ramadhan disikapi dengan hal yang konstruktif. "Sikapi dengan penuh kebijaksanaan, berdasarkan ilmu dan tanggung jawab keumatan," ujarnya. Apa pun metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadhan, semua pihak tetap memulai ibadah puasa wajib pada 1 Ramadhan 1443 Hijriah. Baik itu yang bertepatan dengan 2 April 2022 Masehi misalnya di Arab Saudi, Mesir, Australia, Amerika Serikat, dan Muhammadiyah. Maupun yang bertepatan dengan 3 April seperti Indonesia (MUI/NU), Malaysia, Brunei, China, dan Maroko. Karenanya, perbedaan yang terjadi harus disikapi secara proporsional dan dihormati, sebagai wujud toleransi beragama, moderasi, inklusifitas serta kebersamaan. Pemerintah melalui Kementerian Agama seharusnya memfasilitasi perbedaan tersebut dengan tetap mengundang seluruh pihak yang kompeten. Sebagai contoh Muhammadiyah dengan metode ijtihadnya dalam penentuan awal/akhir Ramadhan. Dia pun mengajak agar masyarakat khususnya umat Islam menjadikan Ramadhan sebagai bulan menguatkan solidaritas dan soliditas keumatan serta kebangsaan. "Wujudkan pelayanan saling membantu sesama umat dan rakyat. Hal yang sangat dinantikan rakyat yang lagi kesusahan akibat Covid-19 maupun karena kenaikan harga sembako, BBM hingga pajak," ujarnya.

Topik:

ramadan 1443
Berita Terkait