Silaturahmi KIB Dinilai Naikkan Posisi Tawar Politik di Pilpres 2024

wisnu
wisnu
Diperbarui 5 Juni 2022 11:50 WIB
Jakarta, MI - Silaturahim Nasional Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai merupakan upaya menaikkan posisi tawar politik untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Penilaian tersebut disampaikan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam ketika PAN, Golkar dan PPP membentuk KIB pada Sabtu (4/6) malam. "Selain sebagai ajang konsolidasi, Silaturahim KIB bisa kita baca sebagai sarana menaikkan daya tawar poros politik KIB," kata Arif Nurul Imam dalam keterangannya, Minggu (5/6). Poros politik ini dibentuk, lanjutnya, karena belum memiliki pasangan kandidat yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2024. Hal itu, katanya, tentu akan menjadikan koalisi ini menarik bagi tokoh potensial maju pada Pilpres 2024. [caption id="attachment_439998" align="aligncenter" width="400"] Tiga Ketua Umum Parpol Tandatangani Nota Kesepahaman Dibentuknya KIB. (Foto: Dok/Ist)[/caption] "Karena itu, silaturahim tersebut akan berdampak melonjaknya daya tawar politik di hadapan eksternal," katanya. Menurut Arif, dengan naiknya daya tawar politik tentu akan menguntungkan ketiga partai itu, yakni Golkar, PAN, dan PPP. "Jika mereka sendiri-sendiri hanya akan dilirik sebelah mata, namun kalau bergabung dan telah memenuhi aturan mengusung pasangan calon pada Pilpres 2024, maka daya tawar politiknya melambung," katanya. Sebelumnya, KIB dibentuk setelah ketiga ketua umum partai politik ini, yakni Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan sepakat membentuk KIB. KIB, papar dia, bertekad untuk mengawal keberhasilan Program Pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai tahun 2024. KIB, tambahnya, mendorong agar Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bisa diikuti sekurangnya tiga pasangan calon presiden (capres).

Topik:

KIB silaturahmi kib posisi nilai tawar