Kepuasan Pemerintahan Jokowi Menurun, PKS: Wajar Turun, Minyak Goreng Belum Juga Turun, Reshuffle Pun Jadi Lucu

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Juni 2022 15:41 WIB
Jakarta, MI - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai lucu terhadap hasil survei Litbang terkait kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menurun. Bahkan, ia juga menyinggung reshuffle Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak bisa menyelesaikan permasalahan minyak goreng. "Wajar turun, harga migor belum juga turun. Reshuffle pun jadi lucu karena tidak menjawab masalah," kata Mardani dalam cuitan di Twitter, seperti dikutip Monitor Indonesia.com, Senin (20/6). Mardani menambahkan, di tengah kesusahan masyarakat, pemerintah malah menyuguhi masyarakat dengan drama politik yang minim dampak. "Hidup susah menonton drama politik yang tidak berdampak. Pernyataan Presiden dan Menkeu bahwa ekonomi susah tambah waswas masyarakat. Wajar kalau mereka bertanya di mana pemerintah?" lanjut Mardani. Untuk itu, kata Mardani, pemerintah perlu mengirim sinyal kuat untuk bergandeng tangan menghadapi krisis tersebut. Namun pada kenyataannya, masyarakat kian berat dan pemerintah terus kirim sinyal yang tidak menangkap keresahan tersebut. "Rakyat bisa kian pesimis dan itu tidak sehat bagi demokrasi. Justru saat kondisi memburuk Pemerintah perlu mengirim sinyal kuat bahwa kita akan bergandeng tangan menghadapi krisis ini. Kenyataannya, masyarakat kian berat dan pemerintah terus kirim sinyal yg tidak menangkap keresahan ini," jelasnya. Sebagaimana diketahui, berdasarkan survei yang dirilis Senin (20/6/2022), kepuasan publik terhadap Jokowi-Ma'ruf turun 6,8 persen dibandingkan survei pada Januari 2022. Di awal tahun, tingkat kepuasan terhadap pemerintah di angka 73,9 persen. Pada Juni 2022, kepuasan terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf turun menjadi 67,1 persen. Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara periodik pada 26 Mei hingga 4 Juni 2022. Responden yang dipilih secara acak sebanyak 1.200 dengan metode pencuplikan sistematis di tingkat 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan metode ini 95 persen dengan margin of error +-2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Berikut tingkat kepuasan terhadap Jokowi-Ma'ruf di 4 aspek. Bidang Politik dan Keamanan: 73,1% Penegakan Hukum: 57,5% Perekonomian: 50,5% Kesejahteraan Sosial: 73,4% Kepuasan total: 67,1% Tingkat kepuasan terhadap Jokowi-Ma'ruf di antara pemilih dan bukan pemilih: Pemilih: 82,8 Persen Bukan Pemilih: 47,7 persen