Perbedaan Penyampaian Jokowi dan Volodymyr, Bobby Adhityo: Tidak akan Mengganggu Hubungan Bilateral

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Juli 2022 15:50 WIB
Jakarta, MI - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan telah menyampaikan pesan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun Ukraina membantah hal itu. Bantahan Ukraina terhadap klaim Presiden Jokowi sebagai pembawa pesan pun direspon oleh warganet yang menyebut bahwa Jokowi adalah presiden tukang ngibul bahkan disebut-sebut bakal memicu keregangan hubungan kedua negara tersebut. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bobby Adhityo Rizaldi menilai langkah Presiden Jokowi hanya untuk memastikan agar kedua negara yang saling bertegangan itu dapat terselesaikan dengan baik. "Tidak masalah, prinsip nya kan memastikan adanya upaya kedua negara untuk ber komunikasi mencari solusi bersama," kata Bobby kepada Monitorindonesia.com, Minggu (3/7). Menurut politisi Partai Golkar ini, kemungkinan hal tersebut bagian dari diplomasi, yang utamanya menciptakan dialog agar masalah blokade di pelabuhan Ukraina bisa dibuka. "Saya rasa ini tidak akan menggangu hubungan bilateral Indonesia dengan kedua negara tersebut," jelasnya. Maka dari itu, kata Bobby, sosok pemimpin negara seperti Joko Widodo patut ditiru oleh negara lainnya yang mana bisa menjadi sahabat kedua negara saling konflik itu. "Inilah perlu nya profil seperti Pak Jokowi, yaitu telah menjadi sahabat kedua pemimpin tersebut," tutup Bobby Adhityo Rizaldi. Sebagai informasi, Kantor Presiden Ukraina mengatakan bahwa jika Presiden Volodymyr Zelensky ingin mengatakan sesuatu kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dia akan melakukannya secara terbuka, dalam pidato hariannya. Pernyataan itu disampaikan Serhii Nikiforov, Sekretaris Pers untuk Kantor Presiden Ukraina, dalam pernyataan kepada kantor berita di Ukraina, Pravda, yang terbit Kamis 30 Juni 2022. “Indonesia adalah salah satu importir gandum terbesar dari Ukraina, dan blokade pelabuhan Ukraina adalah fokus utama pembicaraan antara Presiden (Indonesia dan Ukraina) di Kyiv,” kata Serhii Nikiforov, dikutip dari Pravda, Minggu (3/7). Nikiforov menyatakan, Rusia memikul tanggung jawab penuh atas gangguan ekspor gandum Ukraina ke Indonesia, serta ke bagian lain dunia. “Dan Rusia akan bertanggung jawab atas krisis pangan yang bisa terjadi kecuali pelabuhan Ukraina segera diblokir,” ujar Nikiforov. Menurutnya, itulah yang dibahas secara detail oleh Presiden Volodymyr Zelensky bersama dengan Presiden Joko Widodo di Kyiv. “Pesan apa pun, jika Presiden Ukraina ingin berbicara kepada seseorang, dia melakukannya secara terbuka, dalam pidato hariannya,” terang Nikiforov. Sebelumnya, setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni 2022, Presiden Indonesia Joko Widodo mengaku telah menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Putin. Untuk diketahui, pada tanggal 29 Juni 2022, Presiden Indonesia tiba di Ukraina dan mengunjungi kota Irpin, yang dihancurkan oleh pasukan pendudukan Rusia. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dia memiliki pesan untuk Zelensky dan bahwa dia akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Joko Widodo secara pribadi mengundang Zelensky untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada bulan November 2022 mendatang. Merespons itu Zelensky mengatakan bahwa apakah dia akan ambil bagian dalam KTT itu akan tergantung pada situasi keamanan di Ukraina, dan di mana negara-negara lain diundang untuk ambil bagian dalam KTT tersebut. Sebelumnya juga, Presiden Joko Widodo menyatakan telah menyampaikan pesan Zelensky saat bertemu Putin di Kremlin, Rusia, pada Kamis 30 Juni 2022. “Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara kedua pemimpin tersebut,” ucap Presiden Jokowi, melalui laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat 1 Juli 2022. [Ode]