Gotong Royong Jangan Sampai Terabaikan Dimasa Pandemi Covid19
![Adelio Pratama](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/SL4jHdN9D0g7bLGXDlWMtJHvcfiIRRXOMdxoLPXe.jpg )
Adelio Pratama
Diperbarui
18 September 2022 10:48 WIB
![Gotong Royong Jangan Sampai Terabaikan Dimasa Pandemi Covid19](https://monitorindonesia.com/2022/09/WhatsApp-Image-2022-09-18-at-10.28.53.jpeg)
Jakarta, MI - Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyatakan bahwa pandemi Covid19 yang mulai melanda dunia dan Indonesia sejak tahun 2020, membuat banyak sistem di dunia runtuh, tidak hanya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, namun juga membuat mereka yang masih tinggal dan melanjutkan hidup harus menghadapi banyak sekali perubahan.
"Indonesia mempunyai modal dasar ditengah ketidaksiapan dunia dalam menghadapi pandemi, kearifan lokal dan kesadaran kolektif akan pentingnya nilai gotong royong membuat bangsa ini menjadi lebih kuat dan sadar untuk saling membantu," ucapnya kepada Monitor Indonesia, Minggu, (18/9).
Benny menambahkan masyarakat yang dimotori kaum muda bergerak secara masif membangun jejaring menggunakan media sosial, bukan hanya berbagi informasi, namun saling membantu mencari obat, oksigen bahkan berbagi kebutuhan hidup bagi mereka yang sedang menjalani isolasi akibat terpapar virus Covid19.
"ini bukti nyata bahwa habitualisasi pancasila telah terjadi nyata dalam kehidupan masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi tidak hanya berpancasila dalam retorika saja, namun juga dalam pikiran, berbuat dan tindakan nyata tanpa memandang suku, agama dan ras," tuturnya.
Oleh karena itu Ia menegaskan bahwa Pancasila merupakan modal ampuh dalam menghadapi musuh bersama yaitu Covid19, modal ini harus dijadikan refleksi berbangsa dan bernegara, bahwa kita bisa menghadapi apapun karena kita melewati masa pandemi ini bersama dan kita sama-sama memiliki Pancasila.
"Keputusan pemerintah Indonesia untuk tidak melakukan lockdown membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif bertahan di dalam pembatasan akibat Pandemi, hal ini terjadi kembali karena adanya rasa persatuan, kesetiakawanan sosial dan gotong royong yang mendarah daging di dalam kehidupan masyarakat indonesia," tandasnya.
"Hal inilah kesadaran untuk saling menunjang, usaha membangun jaringan menggunakan media sosial, dengan penerapan tehnologi yang makin canggih membuat ekonomi tidak saja berputar namun mampu berevolusi dan beradaptasi dengan keadaan dunia sekarang ini," pungkasnya. [Adi]
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Hukum
![Korupsi APD Kemenkes Rp 3 Triliun, KPK Sita 6 Rumah, 2 Unit Apartemen dan Robot Pembasmi Covid-19 Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto (Foto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/foto-juru-bicara-kpk-tessa-mahardika.webp)
Korupsi APD Kemenkes Rp 3 Triliun, KPK Sita 6 Rumah, 2 Unit Apartemen dan Robot Pembasmi Covid-19
3 Juli 2024 18:58 WIB
Hukum
![Sejalan dengan Jokowi, Komisi III Minta KPK Usut Dugaan Korupsi Bansos Covid-19 Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/wakil-ketua-komisi-iii-dpr-ri-ahmad-sahroni-foto-midhanis.jpg)
Sejalan dengan Jokowi, Komisi III Minta KPK Usut Dugaan Korupsi Bansos Covid-19
28 Juni 2024 21:40 WIB
Politik
![BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp 100 Miliar ke DPR untuk Bayar Content, Influencer Hingga TikToker Kepala BPIP, Yudian Wahyudi (Foto: BPIP)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/kepala-bpip.webp)
BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp 100 Miliar ke DPR untuk Bayar Content, Influencer Hingga TikToker
11 Juni 2024 16:54 WIB