Pengamat: SBY Jangan Menjadi Provokator Saat Masih Menikmati Fasilitas Negara

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 September 2022 21:27 WIB
Jakarta, MI - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menilai pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang pemilu 2024 tidak jujur dan tidak adil, merupakan pernyataan yang tendensius terhadap pemerintahan saat ini serta meragukan independensi Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. Fernando begitu ia disapa, menjelaskan, hal ini semakin menunjukkan bahwa bukanlah seorang negarawan walaupun pernah menjadi Presiden selama dua periode dan sampai saat ini masih menikmati fasilitas dari negara. "Ungkapan SBY tersebut yang disampaikan dihadapan para kader Partai Demokrat merupakan pernyataan yang provokatif dan dapat menimbulkan ketidakpercayaan peserta pemilu terhadap pemerintah dan penyelenggara pemilu," kata Fernando saat dihubungi Monitor Indonesia, Kamis (22/9) malam. Jangan-jangan, lanjut Fernando, SBY ingin menekan pemerintah agar hasil Kasasi Kongres Luar Biasa di Sibolangit tidak berpihak pada Moeldoko. "Apakah SBY lupa, kalau para hakim agung memutuskan perkara dilakukan independen tanpa bisa dipengaruhi oleh pihak manapun termasuk oleh pemerintah," jelasnya. Atau, tambah Fernando, SBY sadar kalau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak dilirik oleh partai politik lainnya, untuk diusung pada pilpres 2024 sehingga perlu mencari "kambing hitam" atas kembali gagalnya AHY ikut pilpres seperti tahun 2019 yang lalu. "Sudah saatnya SBY untuk menikmati hari tuanya tanpa membuat komentar yang dapat membuat gaduh dengan menikmati fasilitas yang masih diberikan negara," tutup Fernando EMaS. [Aan]