Pengamat: Untuk Stabilitas, Indonesia Butuh Pemerintahan dengan Kekuatan Parlemen Mayoritas

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 24 November 2022 18:32 WIB
Jakarta, MI - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli mengatakan pemerintahan di masa datang harus didukung oleh kekuatan parlemen yang mayoritas atau dengan raihan kursi di parlemen setengah plus satu agar tercipta pemerintahan yang stabil secara politik. Karena itu, menurutnya, koalisi menjelang Pemilu 2024 harus mengedepankan visi-misi dan punya program kerja selain loyalitas kepada koalisi. Peserta koalisi yang solid, ujarnya, harus terlihat dari dukungan kepada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sepanjang kebijakan itu untuk kebaikan dan kepentingan bersama,” ujar Lili, Kamis (24/11). "Untuk stabilnya pemerintahan, minimal 50% plus satu, atau bahkan mayoritas dalam parlemen," ujarnya. Lili menambahkan bahwa dengan pembentukan kolaisi parpol maka diharapkan akan terjalin kesamaan visi dan misi juga program untuk kontestasi pemilu mendatang. “Koalisi itu kerja sama dan masing-masing koalisi memiliki visi misi program dan kebijakan yang ditawarkan kepada masyarakat. Yang bergabung tentu harus memenuhi syarat tadi,“ ujar profesor tersebut. Dia menyebutkan baru ada satu koalisi yang jelas jelas bertujuan melanjutkan kerja baik pemerintahan sekarang, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PPP dan PAN. Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga bicara tentang koalisi. Menurutnya, karena tujuan dari pemilu menghadirkan pemerintahan yang stabil maka pewrlu dibentuk koalisi. Karena itulkah, ujarnya Partai Golkar membentuk koalisi sejak awal. Karena itu dia mengatakan hingga kini KIB masih menunggu parpol lain yang hendak bergabung. “Kita masih terbuka partai lain masuk, tetapi ada waktunya. Sebentar lagi kapal akan berangkat. Jadi kalau yang tidak naik, sebentar lagi kita to be continued, next session, tidak bisa di sesi ini,” tegas Airlangga Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai komposisi partai yang saat ini tergabung di KIB sudah cukup membuat KIB percaya diri menyongsong Pilpres 2024. Menurutnya, pernyataan Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjadi indikasi atas hal itu. "Dengan komposisi yang ada, KIB mestinya memang cukup percaya diri, sehingga statemen Ketum Airlangga menguatkan posisi KIB dan partai lain tidak mudah masuk KIB jika tidak miliki kriteria dan sekaligus KIB punya kendali penuh atas anggota baru," katanya. Dedi juga menilai pernyataan Airlangga sebagai bentuk kepercayaan diri bahwa dirinya akan diusung oleh KIB.