Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan Bergabung dengan Partai Golkar?

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 28 November 2022 17:52 WIB
Jakarta, MI - Kehadiran Gurbernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada sejumlah acara Partai Golkar dan beberapa pernyataannya terkait partai politik mengindikasikan figur yang populer sebagai tokoh Jawa Barat itu bakal merapat ke partai tersebut. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai ada relasi saling melengkapi antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Partai Golkar. Menurutnya, sejauh ini memang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, belum memutuskan keberpihakan dalam partai politik tertentu atau masih non-partai. Hanya saja Cecep menilai pada beberapa kesempatan Emil mengungkapkan akan merapat ke partai politik dan partai yang dipilih adalah partai yang dinilainya paling pancasilais. Selain itu, Golkar juga punya persambungan tradisi kuat di Jabar karena sempat menjadi partai dengan pendukung yang sangat besar di Jabar pada Pemilu 2004. "Dari pernyataan itu ada kecenderungan Emil akan merapat ke Golkar," kata Cecep. Menurutnya, Emil membawa harapan untuk mendapatkan dukungan politik ketika memutuskan untuk bergabung ke Partai Golkar. Dukungan itu bisa berupa posisi cawapres pada 2024 ataupun nanti pada kontestasi 2029. "Tentu saja, harapan Emil ke depannya dapat dukungan politik dari Golkar. Bisa jadi untuk cawapres di Pilpres 2024 ataupun nanti di Pilpres 2029," katanya. Sedangkan Golkar akan mendapat manfaat efek ekor jas (coat tail effect) dengan masuknya sosok Emil ke partai berlambang beringin itu. Sementara itu, Direktur Eksekutif IPRC, Firman Manan mengatakan bahwa merapatnya Emil ke Partai Golkar merupakan hal yang tidak aneh. Namun jika Emil bergabung dengan Partai Golkar, kuncinya ada di Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. “Dengan asumsi dia masuk ke Golkar, kuncinya ada di Pak Airlangga. Kalau tidak mengusung Pak Airlangga maka peluang ada di Emil,” ujar Firman, Senin (28/11). Akan tetapi sampai saat ini Partai Golkar masih solid mengusung Ketum Airlangga sebagai capres dari Golkar. “Peluangnya masih lebih besar untuk di Pilgub kalau jadi masuk ke Golkar, karena Golkar masih solid mengusung Pak Airlangga,“ kata Firman yang juga dosen di Universitas Padjajaran tersebut. Dia juga mengakui bahwa baik suara Golkar maupun popularitas Emil saling menopang dan saling melengkapi. Emil merupakan figur populer dan disukai publik dan kinerjanya diapresiasi baik oleh publik. Kalau Golkar bisa mengasosiasikan diri dengan Emil dan publik menilai ada kedekatan antara dia dan Golkar hingga bergabung ke Golkar maka ada peluang partai itu akan mendapatkan kenaikan suara di Jawa Barat, ujar Firman. Sementara itu, Golkar yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih terus melakukan penjajakan untuk menentukan siapa Capres mereka. Koalisi itu juga terbuka untuk masuknya parpol baru agar koalisi makin solid.