PDIP Teratas, PPP Ikuti Jejak Hanura dan PSI Tak Lolos Parlemen

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 11 Maret 2023 20:38 WIB
Jakarta, MI - Temuan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), PDI Perjuangan masih menjadi partai politik yang paling banyak dipilih publik, jika pemilihan umum (Pemilu) diadakan hari ini. "PDI Perjuangan 23,9 persen," kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (11/3). Sementara itu, dibawah PDIP ada Partai Golongan Karya (Golkar) dengan 11,5 persen, Partai Demokrat 10,1 persen, Partai Gerindra 9,9 persen. Selanjutnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,6 persen, Partai Nasional Demokrat (NasDem) 7,2 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 4,1 persen. Diungkapkan dalam survei ini, ada satu partai di Parlemen tidak akan lolos parliamentary threshold (PT), karena memperoleh suara dibawah 4 persen. "Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1,7 persen," jelasnya. Selain itu, partai politik yang perolehannya masih dibawah 4 persen diantaranya; Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,3 persen, Partai Gelora, 0,2 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,1 persen, Partai Ummat 0,1 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,1 persen. Partai Garuda, Partai PKP, Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nasional, Parta Rakyat Adil Makmur, Partai Republik, Partai Republik Indonesia, Partai Republik Satu, Partai Swara Rayat mendapatkan perolehan nol persen. Survei IPO terlebih dulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa akan dipilih secara acak  menggunakan random kish grid paper sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor kuesioner genap, total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidakdipilih menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sample. Survei ini dilakukan pada 1 sampai 7 Maret 2023. (ABP) #PDIP Teratas, PPP Tak Lolos Parlemen