Budaya Membaca Rendah, DPR: Masyarakat Indonesia Nomor 4 di Dunia Paling Lama Bermain Gadget

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 14 April 2023 22:18 WIB
Jakarta, MI- Budaya membaca masyarakat Indonesia utamanya kalangan generasi muda termasuk yang paling rendah. Kondisi tersebut terjadi karena masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain telepon pintar (smartphone). Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai, salah satu penyebab sangat rendahnya budaya literasi di Indonesia karena masyarakat banyak menghabiskan waktunya hanya untuk sekedar bermain gadget. Bahkan kata dia, anak-anak hingga orang dewasa di Indonesia lebih memilih bermain gawai daripada membaca. Sehingga, dampak yang ditimbulkan kurangnya minat baca pada zaman sekarang. Sekedar informasi, Indonesia merupakan negara yang tergolong ke dalam empat besar di dunia yang paling lama dalam bermain gadget. Jika dihitung per harinya rata-rata hampir enam jam masyarakat Indonesia mengakses gadget. "Jika seperti itu saya rasa akan berpengaruh dengan proses budaya membaca, harus ada upaya juga dari pemerintah atau paling tidak lingkungan keluarga, maupun tenaga pendidik di lingkungan sekolah agar dapat memberikan pengetahuan dampak daripada gadget itu sendiri, perlu ada batasan waktu. Sehingga peningkatan budaya literasi ataupun minat baca bisa meningkat dan dapat direalisasikan,” kata dia, Jumat (14/04/2023). Nuroji menjelaskan, budaya menonton dan mendengar mungkin lebih efektif menyerap informasi akan tetapi itu juga yang memengaruhi literasi di Indonesia dan budaya baca sangat rendah. Menurutnya, perlu adanya dorongan orang tua, keluarga, dan tenaga pendidik untuk harus bisa membangun budaya membaca dari lingkungan sehari-hari karena dengan membaca pengetahuan akan bertambah dan dapat mengenal dunia. Untuk itu perlu ada batasan anak-anak menggunakan alat komunikasi berupa gadget. "Di sekolah, guru-guru juga harus mewajibkan budaya membaca buku, serta saya sarankan tadi seperti dalam pertemuan pekerjaan rumah tidak hanya berupa soal hitungan akan tetapi harus juga diberikan soal menulis dan membaca. Jangan sekadar berhitung tapi baca pun sangat penting. Dengan demikian lingkungan sehari-hari maupun di sekolah harus membantu mengedukasi bahwa budaya literasi dan membaca sangat penting untuk meningkatkan budaya literasi,” tandasnya.
Berita Terkait