Ganjar Bertekad Mengurangi Utang Luar Negeri

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 7 Januari 2024 20:59 WIB
Pengamat politik, Timboel Siregar (Foto: Dok MI)
Pengamat politik, Timboel Siregar (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Capres nomor urut 02 Pabowo Subianto ketika ditanya soal utang luar negeri dan intervensi pihak luar, menyatakan tidak takut intervensi luar negeri karena  utang luar negeri masih 40 persen dari PDB. Ketika ditanya ke Ganjar maka Ganjar menjawab pentingnya utang didasarkan pada kekuatan dalam negeri untuk membiayai pembangunan.

Menanggapi hal itu, pengamat politik Timboel Siregar menilai apa yang disampaikan Ganjar sudah tepat, yaitu mengurangi utang luar negeri dan memanfaatkan kekuatan utang dalam negeri.

"Salah satu yang berpotensi penting untuk mendukung kekuatan utang dari dalam negeri adalah dana kelolaan di BPJS Ketenagakerjaan dan dana lokal yg dikelola lembaga milik Indonesia seperti perbankan dan asuransi BUMN kita," ujar Timboel Siregar kepada Monitorindonesia.com di sela-sela Debat kedua Capres 2024, Minggu malam.

Saat ini dari Rp 700 Trliunan dana yg dikelola BPJS Ketenagakerjaan, 71 persennya dialokasikan di SBN untuk membantu pembangunan. Dana kelolaan di BPJS ketenagakerjaan sangat berpotensi ditingkatkan ke depan. 

Di akhir periode Direksi BPJS ketenagakerjaan di 2026 nanti, direksi menargetkan dana pekerja yg dikelola mencapai Rp 1000 triliun. Dan ini akan lebih besar lagi bila seluruh pekerja menjadi  peserta seluruh program jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Saya kira hal yang sangat penting untuk memobilisasi dana lokal khususnya dari pekerja Indonesia untuk membiayai pembangunan Indonesia, dari dana jaminan sosial," katanya.

Timboel mengatakan, Malaysia dan Singapura merupakan contoh nyata penggunaan kekuatan dana jaminan sosial dari pekerjanya untuk membangun negaranya.

"Jawaban Ganjar yang mengutamakan kekuatan dana lokal untuk menggantikan pinjaman dari luar negeri, adalah jawaban yang tepat sehingga memastikan tidak ada intervensi pihak asing," tandasnya. (Lin)