Pengamat Kebijakan Publik: Prabowo Punya Hak Tak Beri Informasi Pertahanan

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 9 Januari 2024 13:24 WIB
Fernando Emas (Foto: Istimewa)
Fernando Emas (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Pengamat kebijakan publik, Fernando Emas, mengatakan calon presiden (capres) nomor urut 2, sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tidak bisa sembarangan membuka data Kementerian Pertahanan (Kemhan) kepada publik, karena ada data yang bersifat konfidensial.

Hal itu Fernando katakan merespons debat capres kedua di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1), ketika capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendesak Prabowo untuk membuka data terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan beberapa kebijakan lain di Kemhan.

"Tidak semua data di Kementerian Pertahanan tidak bisa dibuka karena masih ada informasi yang bisa disampaikan kepada publik. Hanya saja untuk belanja apa saja, anggaran pertahanan memang tidak patut dibuka karena menyangkut rahasia negara," kata Fernando kepada Monitorindonesia.com, Selasa (9/1).

Namun, tambah Fernando, kalau menyangkut debat pilpres pada Minggu malam itu, ada informasi yang dapat dibuka oleh Prabowo untuk menjawab dua kandidat lainnya. 

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, menurut Fernando, tidak bermaksud ingin membongkar kepada publik mengenai informasi pertahanan yang menjadi rahasia negara namun informasi yang memang sudah dapat diakses oleh publik. 

"Prabowo juga memiliki hak untuk tidak memberikan informasi mengenai pertahanan yang memang tidak boleh diinformasikan kepada publik," tutup Fernando.

Diketahui, bahwa dalam debat capres kedua dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri tersebut, beberapa kebijakan pertahanan Prabowo menjadi sasaran kritik oleh Anies dan Ganjar.

Selama debat, Ganjar dan Anies beberapa kali mengkritik kebijakan pengadaan alutsista oleh Prabowo. Ganjar dan Anies juga kompak mengkritik proses perencanaan pertahanan Kemhan hingga masalah kesejahteraan prajurit TNI.

Prabowo merespons kritikan kedua rivalnya itu dengan mengatakan bahwa data yang disampaikan oleh kedua pasangan calon tersebut keliru.

Prabowo menyatakan bahwa dia bersikap transparan dan mengajak keduanya bertemu di luar sesi debat.

"Penjelasannya, ya, di tempat ini, bukan di ruang tertutup yang tidak diketahui publik. Kalau Bapak ketahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini, sehingga publik bisa mengetahui," kata Anies merespons ajakan Prabowo.

Namun, Prabowo menilai bahwa membahas masalah internal pertahanan suatu negara adalah tidak pantas dilakukan secara terbuka.

"Sekarang waktunya enggak ada. Jadi, saya mengundang kita bicara, terbuka. Masa kita mau buka semua kekurangan kita di depan umum? Apakah itu pantas? Di negara yang baik, negara maju, masalah rahasia ada," kata Prabowo.