Moeldoko Sebut Komentar Presiden Soal Debat Capres Merupakan Masukan Positif

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 9 Januari 2024 15:53 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (Foto: Antara)
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, mengatakan bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo soal debat capres kemarin adalah masukan yang positif untuk menjaga subtansi dari debat pilpres 2024.

"Saya pikir kan itu substansi, itu ada di KPU kan. Sebagai Kepala Negara bisa memberikan sesuatu pandangannya. Jadi, lebih menuju pada hal yang positif," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/1). 

Moeldoko mengatakan hal yang disampaikan Presiden Jokowi adalah sebuah masukan berharga untuk perbaikan debat agar ada edukasi kepada masyarakat.

"Masyarakat (supaya) fokus kepada visi apa yang menjadi kebijakan-kebijakan oleh presiden yang akan datang. Saya pikir substansinya di situ, jadi presiden hanya ingin memberikan masukan tentang hal-hal yang sebaiknya (dilakukan)," ujar Moeldoko.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengomentari soal jalannya debat capres kedua yang seharusnya tak menyerang urusan personal. Karena kata Presiden, debat pilpres adalah tempat untuk menunjukkan program visi-misi yang jelas. 

"Yang pertama, saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi ya enggak apa-apa," ujar Jokowi dalam keterangan pers di Serang, Banten, Senin (8/1).

Sehingga kata Jokowi, debat capres kedua sama sekali tak memberikan pendidikan politik kepada publik. Karena debat tersebut terkesan ada upaya untuk saling menjatuhkan antar personal. 

"Tapi, kalau yang sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai apa hubungan internasional, mengenai geopolitik, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," pungkasnya.

"Ada rambu-rambu sehingga hidup, saling menyerang enggak apa-apa tapi (soal) kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak perlu. Enggak, enggak baik, tidak mengedukasi," jelas Jokowi.