Profil 12 Panelis Debat Capres Terakhir Pilpres 2024

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 3 Februari 2024 09:03 WIB
Ganjar Pranowo (kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Anies Baswedan (kanan) di KPU RI, Selasa (12/12) malam (Foto: tangkapan layar)
Ganjar Pranowo (kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Anies Baswedan (kanan) di KPU RI, Selasa (12/12) malam (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, MI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan 12 nama panelis debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang bakal diikuti tiga calon presiden di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Minggu (4/2).
 
Debat kelima KPU yang menampilkan tiga capres, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, mengangkat isu-isu, antara lain kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
 
Sebanyak 12 panelis berasal dari berbagai universitas terkemuka dan menjadi ahli di bidang kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Berikut adalah profil singkat 12 panelis:
 
1. Aminuddin Syam
 
Ia adalah seorang Guru Besar dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan.
 
Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) 2022-2026. Ia juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Pascasarjana Jenjang Doktor Kesehatan Masyarakat Unhas.
 
2. Asep Saepudin Jahar
 
Guru Besar Sosiologi Hukum Islam ini, tengah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2023-2027.
 
Sebelum menjadi Rektor UIN Jakarta, Asep pernah menjabat sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), dan Kepala Pusat Layanan Humas dan Bantuan Hukum LP2M UIN Jakarta. Pada tahun 2006, ia pernah menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun.
 
3. Bahruddin
 
Ia adalah seorang inisiator Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sekaligus Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah.
 
Sebelum mendirikan sekolah alternatif tersebut, Bahruddin aktif berkegiatan di serikat tani bernama Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah di Kota Salatiga, Jawa Tengah dari tahun 2000-2018. 

Adapun sejak tahun 2016 hingga sekarang, Bahruddin menjadi Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Qaryah Thayyibah Indonesia.
 
4. Damar Juniarto
 
Akademisi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta ini, merupakan pakar di bidang Hak Asasi Manusia Indonesia dan pernah menjabat, sebagai direktur eksekutif Perkumpulan Pembela Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet).
 
Pada tahun 2015, Damar mendirikan Paguyuban Korban UU ITE (PAKU ITE) untuk memberi ruang interaksi yang saling menguatkan dan menyemangati bagi para warganet yang dipidanakan dengan pasal karet.
 
Di tahun 2018, ia menerima penghargaan sebagai YNW Netizen Award 2018 dari Marketeers.com dan terpilih sebagai peserta International Visitor Leadership Program 2018: Cyber Policy and Online Freedom of Expression dari Kedubes Amerika.
 
5. Paschalis Maria Laksono
 
Ia adalah seorang Guru Besar Antropologi dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
 
Pada tahun 2005 hingga 2006, Laksono memperoleh Scholar in Residence Award dari Fulbright untuk mengajar Antropologi Politik dan Antropologi Agama di Lafayette College, Easton, Pennsylvania, Amerika Serikat.
 
Selain menjadi pengajar, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) UGM, sekaligus sebagai Kepala Unit Bahasa dan Budaya yang bernaung di dalamnya.
 
6. Imam Prasodjo
 
Akademisi sekaligus sosiolog dari Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat ini juga seorang Penasihat Senior Kepala Staf Kepresidenan sejak 2016 hingga sekarang.
 
Ia juga menjabat sebagai Penasihat Senior Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak tahun 2015 sampai hari ini. Selain itu, ia juga pernah terpilih sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Penasihat KPK periode 2017-202.
  
7. Onno Widodo Purbo
 
Ahli Teknologi Informasi ini, merupakan Wakil Rektor Institut Teknologi Tangerang Selatan periode 2021 hingga sekarang.
 
Lantaran konsistensi-nya di dunia siber, Onno menerima penghargaan Postel Award 2020 oleh Internet Society yang merupakan organisasi nirlaba pendukung pengembangan dan penggunaan internet yang terbuka, terhubung secara global, dan aman.
 
8. Reni Kusumowardhani
 
Ia adalah pakar Psikologi Forensik sekaligus Dewan Pertimbangan dari Asosiasi Forensik Indonesia (Apsifor). Selain itu, Reni juga merupakan Ketua III Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
 
Reni Kusumowardhani merupakan psikolog yang bergerak di bidang forensik dengan membuka praktik pribadi sejak tahun 1988 dan memulai terjun di ranah hukum sejak tahun 1994 hingga sekarang.
 
Berbagai kasus pidana yang pernah ia tangani, mulai dari tindak pidana yang konvensional hingga non-konvensional, baik yang diminta oleh lembaga kepolisian di tingkat Mabes Polri hingga Polres dan Polsek, Kejaksaan, KPK, KLHK, BPK, BNN, dan lembaga formal lainnya guna melaksanakan pemeriksaan maupun intervensi psikologi forensik hingga hadir di persidangan sebagai ahli psikologi.
 
9. Timboel Siregar
 
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia ini, merupakan Koordinator Advokasi BPJS Watch sejak tahun 2012 hingga sekarang.
 
Kegiatan sehari-hari Timboel banyak bergerak di bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan dan beberapa kali pula menjadi narasumber, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
 
Belum lama ini, ia hadir sebagai saksi Ahli di Mahkamah Konstitusi serta saksi ahli di Pengadilan Hubungan Industrial.
 
10. Tolhas Damanik
 
Ia merupakan Penasihat Hak Disabilitas pada General Election Network for Disability Access.
 
Hingga hari ini, Tolhas aktif di bidang pemberdayaan para penyandang disabilitas yang tidak terbatas pada isu pendidikan, melainkan juga bidang pemberdayaan politik dan isu perburuhan.
 
Dia juga terus berupaya memperjuangkan kesetaraan hak, dan pengakuan terhadap keberadaan para penyandang disabilitas di masyarakat.
 
Atas konsistensi dan kegigihannya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan apresiasi dalam bentuk Education Award 2013 karena Tolhas dianggap berjasa dalam mendukung pemerintah untuk pengembangan pendidikan inklusif.
 
11. Tukiman Taruna Yoga
 
Dosen Pascasarjana Program Studi Penyuluhan Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta ini, pernah menjadi calon legislatif untuk DPD pada Pemilu 2004.
 
Pada pemilu tersebut, Tukiman menjadi calon dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Jateng) dengan total suara sah pada pemilihan umum untuk DPD dari Jateng adalah 15.694.741.
 
Berbicara mengenai karya yang pernah dibuatnya Tukiman pernah menulis buku berjudul ‘Pendidikan Nasional Dalam Reformasi Politik Dan Kemasyarakatan’ bersama rekan lainnya di tahun 2005.
 
12. Vina Adriany
 
Ia adalah seorang Guru Besar bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan gender sekaligus Kepala Pusat Studi Gender dan Anak dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
 
Penelitiannya fokus pada isu gender dan keadilan sosial pada pendidikan anak usia dini (PAUD) serta dampak neoliberalisme pada PAUD.
 
Ia juga sempat menjadi Asisten Pengajar Departemen Riset Pendidikan, Lancaster University, Inggris hingga menjadi Asisten Peneliti Fakultas Pendidikan Universitas Islam Internasional Malaysia.
 
Selain itu, Vina juga menjabat sebagai Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pendidikan Usia Dini Kawasan Asia Tenggara atau SEAMEO CECCEP.