Anies: Kecurangan Pemilu Harus Dihentikan, Mumpung Masih Ada Waktu

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Februari 2024 21:30 WIB
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) bersama Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (Foto: Ist)
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) bersama Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan, menyebut dengan dibukanya kedok kecurangan selama prosesi Pemilu 2024 seperti yang terekam dalam film dokumenter Dirty Vote, bisa menyulutkan emosi publik terhadap Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu.

"Marah penonton. Penonton marah. Hati-hati dengan rakyat yang dimanipulasi, sementara mereka menginginkan adanya transparansi, adanya kejujuran," kata Anies di kediaman Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Jakarta Selatan, Senin (12/2).

Karena kata Anies, Pemilu adalah kesempatan bagi seluruh rakyat untuk merubah nasibnya menjadi lebih baik. "Pemilu ini adalah kesempatan untuk mengubah nasib semua keluarga," ujarnya.

Sehingga kata Anies, praktik-praktik manipulasi dalam Pemilu hanya akan menguntungkan orang yang ingin berkuasa, dan tidak menguntungkan rakyat.

"Ketika ada manipulasi dan orang-orang yang terlibat manipulasi, keuntungannya tidak didapat mereka, keuntungannya didapat yang mau berkuasa," jelas Anies.

Untuk itu, Anies mengingatkan, agar menghentikan praktik-praktik kecurangan tersebut mumpung masih ada waktu. Karena kecurangan tersebut hanya akan merusak tatanan demokrasi Indonesia yang sudah terbangun baik. 

"Ini akan merusak Pemilu kita dan membuat hasil menjadi cacat ketika (kecurangan) itu dilaksanakan. Maka itu, jangan dilakukan, jangan lakukan kecurangan. Hentikan, mumpung masih ada dua hari," pungkasnya. (DI)