Dipanggil Jokowi di Tengah Quick Count, Bahlil: Bahas Investasi Pascapilpres

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 15 Februari 2024 09:51 WIB
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia (Foto: MI/Dhanis)
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta, di tengah berlangsungnya hitung cepat suara (quick count), pada Rabu (14/2) malam.  

Salah satunya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadaliam yang mengaku membahas investasi seusai pilpres.

"Saya berbicara tentang investasi, karena kan begitu selesai pilpres, investasinya tidak boleh wait and see lagi," kata Bahlil usai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Kamis (15/2).

Dijelaskan Bahlil, investasi yang sempat tertahan akibat pilpres harus segera dikejar, lantaran Jokowi memiliki target sebesar Rp 1.650 triliun pada 2024. 

Ia menyebut iklim investasi yang wait and see, masih akan terus berlanjut jika pilpres berlangsung hingga dua putaran. Oleh karenanya, ia mendukung pilpres satu putaran sehingga target investasi bisa terealisasi. 

"Kalau pilpresnya dua putaran terjadi wait and see, nanti targetnya tidak tercapai. Namun, dengan sekali putaran, Insyaaallah bisa tercapai," jelas Bahlil.

Terkait hasil hitung cepat yang memenangkan pasangan calon nomor urut dua Prabowo-Gibran, ia meyakini Jokowi sebagai negarawan berkeyakinan hal tersebut, sebagai kemenangan rakyat.

"Saya punya keyakinan bahwa Presiden mungkin berpandangan bahwa ini kemenangan rakyat, bukan kemenangan hanya paslon dua, karena ini kan untuk kebaikan negara kita," ungkapnya.

Jokowi, kata dia, mempunyai perasaan yang sama dengan rakyat, bahwa urusan pilpres diserahkan ke rakyat. 

"Biarlah rakyat yang berdaulat, diserahkan ke rakyat. Kalau memang pilihannya nomor dua, kita syukuri alhamdulillah. Kalau ada persoalan merasa tidak puas, atau belum tercapai aspirasinya, itu bisa lewat mekanisme prosedur yang ada," tandasnya.