Quick Count Versi 6 Lembaga Survei Sudah 100%, Pengamat: Pilpres Sudah Selesai
![Dhanis Iswara](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/VoNo6JTUrDAPOfAguLpW0li1Z5jIpivBSpcblvgu.jpg )
![Quick Count Versi 6 Lembaga Survei Sudah 100%, Pengamat: Pilpres Sudah Selesai Pengamat Politik Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/9c17f479-6eca-45b8-aadb-34956cd1808c.jpg)
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 telah selesai dalam 1 putaran. Pasalnya data resmi dari 6 lembaga survei yang terdaftar dan terverifikasi oleh KPU RI telah selesai menyimpulkan hasil Pilpres dengan quick count atau hitung cepat.
"Quick count dan exitpoll telah selesai, semuanya menyimpulkan bahwa Paslon Prabowo-Gibran (58-59%) menang telak atas Paslon Anies-Muhaimin (24-25%) dan Ganjar-Mahfud (15-16%)," kata Subiran saat dihubungi Monitorindonesia.com, Kamis (15/2).
"Data real count KPU RI juga menunjukkan hal yang sama, meskipun data yang masuk baru 40-an persen, tetapi tren kemenangan Prabowo-Gibran juga tetap tidak tergeser," tambahnya.
Terlepas dari seluruh hasil lembaga survei dan hasil hitung KPU sementara. Subiran menilai, kubu pasangan calon (Paslon) 01 Anies-Muhaimin dan Paslon 03 Ganjar-Mahfud seharusnya bisa menerima kemenangan telak Prabowo-Gibran tersebut.
Meskipun, keduanya saat ini masih berputar pada isu awal sebelum Pemilu, bahwa ada kecurangan secara massif dan tersistematis dibalik kemenangan Prabowo-Gibran.
"Padahal secara hukum, jika memang ditemukan kecurangan maka ada mekanisme dan instrumen yang bisa ditempuh untuk menclearkan itu yakni melalui Bawaslu, DKPP ataupun menggugat di Mahkamah Konstitusi," ujarnya.
Dalam sejarah pemilu di Indonesia kata Subiran, pihak yang kalah selalu berusaha menciptakan narasi kecurangan. Padahal seharusnya, dalam etika demokrasi harus dijunjung tegak ketika kalah dan menghargai yang menang.
"Pihak kalah selalu menyalahkan penyelenggara, memproduksi narasi kecurangan, menebar serangan kepada pihak yang menang. Salah satu etika demokrasi seharusnya adalah menerima kekalahan dan tidak jumawa ketika menang," jelasnya.
"Yang kita butuhkan sekarang ini adalah sikap negarawan dari Paslon 01 dan 03 yakni Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud untuk secara terbuka menerima hasil pemilu tanpa harus memproduksi narasi kecurangan," tambahnya. (DI)
Berita Sebelumnya
![Balada Cinta Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Pandangan Pertama Turun ke Hati hingga Apartemen Puri Emporium Cindra Aditi Teja Kinkin dan Hasyim Asy'ari. [Foto: Ist]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/cindra.webp)
Balada Cinta Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Pandangan Pertama Turun ke Hati hingga Apartemen Puri Emporium
6 jam yang lalu
![Tegas! DPR Minta KPU Tak Gunakan Sirekap di Pilkada 2024 Jika Masih Seperti Kemarin Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ketua-komisi-ii-dpr-ri-ahmad-doli-kurnia-foto-midhanis.jpg)
Tegas! DPR Minta KPU Tak Gunakan Sirekap di Pilkada 2024 Jika Masih Seperti Kemarin
23 jam yang lalu
![Dewan Pers Ingatkan Insan Media Agar Tak Berlebihan Memberitakan Kasus Hasyim Eks Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/kepres-pemberhentian-ketua-kpu-ri-hasyim-asyari-segera-diterbitkan-1.webp)
Dewan Pers Ingatkan Insan Media Agar Tak Berlebihan Memberitakan Kasus Hasyim
6 Juli 2024 11:51 WIB