Lembaga Survei Menjadi Momok Bagi Paslon 01 dan 03

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 15 Februari 2024 20:23 WIB
Ilustrasi Survei (Foto: Google)
Ilustrasi Survei (Foto: Google)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute Efriza, memaklumi sikap kedua kubu pasangan calon (Paslon) 01, Anies-Muhaimin dan kubu Paslon 03, Ganjar-Mahfud yang belum bisa menerima hasil quick count atau hitung cepat dari lembaga-lembaga survei atas kemenangan telak kubu Paslon 02, Prabowo-Gibran.

Menurut Efriza, kedua kubu itu kecewa karena merasa kerja keras mereka tak menuai hasil memuaskan, atau paling tidak dapat melaju pada putaran kedua Pilpres 2024.

"Jadi ini yang disebut "bangga tapi kecewa". Para calon tahu hadirnya lembaga survei menunjukkan hal positif dari perkembangan demokrasi di Indonesia. Hanya saja, mereka kecewa, melihat hasil survei setelah kerja keras Anies dan Ganjar tampak tak berpengaruh kepada masyarakat," kata Efriza saat dihubungi Monitorindonesia.com, Kamis (15/2).

Meskipun kata Efriza, kedua kubu tersebut paham mengenai perhitungan quick count yang berbasis di tempat pemungutan suara (TPS), namun hasil quick count tetap menunjukkan keunggulan Paslon 02.

"Kubu Anies dan Ganjar sebenarnya juga punya hitungan internalnya sendiri, mereka juga paham soal quick count yang berbasis di TPS dan juga berdasarkan hasil c-pleno," tambahnya.

Kata Efriza, kedua kubu tersebut belum siap kecewa dengan kenyataan hasil quick count yang menunjukkan kemenangan Paslon 02. Meski sebelum-sebelumnya hasil survei telah menunjukkan kekalahan kubu 01 dan 03.

"Terlalu dini bagi mereka, bukan mengenai hasil quick count tapi dari survei-survei di awal, ini kenyataan miris mereka. Mereka sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tetap pemilih tak goyah pilihannya," ujarnya.

Efriza menilai, menjadi wajar jika akhirnya kedua kubu menyadari lembaga survei seolah menjadi penanaman reputasi dan makna kepada publik soal memilih calon yang tak mungkin menang.

"Meski begitu mereka paham, lembaga survei tetap dibutuhkan, tanpa lembaga survei maka Anies dan Ganjar belum tentu dapat kesempatan menjadi capres karena elektabilitas dirinya yang tinggi disampaikan oleh lembaga survei," jelasnya. (DI)