Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Semakin Kuat, Pengamat Harap Hak Angket Segera Dilakukan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 4 Maret 2024 15:30 WIB
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas (Foto: Ist)
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengaku heran dengan kenaikan perolehan suara PSI yang signifikan dalam hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Menurutnya perhitungan suara di tingkat kecamatan rawan dengan penggelembungan suara, karena itu harus ada audit yang dilakukan dari tingkat atas sampai ke bawah. 

"Sangat janggal sekali perolehan suara PSI yang melonjak sangat signifikan beberapa hari belakangan ini. Harus dilakukan audit terhadap rekapitulasi hasil pemilu mulai dari tingkat Kecamatan karena yang rawan terjadi penggelembungan suara ditingkat Kecamatan," kata Fernando saat dihubungi Monitorindonesia.com, Senin (4/3). 

Atas hal itu, ia berharap agar hak angket segera dilakukan oleh fraksi-fraksi partai politik di DPR RI untuk membongkar dugaan praktik kecurangan Pemilu 2024 

"Saya berharap partai lain terutama PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKB, PKS dan PPP untuk secara konsisten memperjuangkan hak angkat untuk membongkar praktik kecurangan pemilu 2024," ujarnya. 

Lebih lanjut, Fernando menyebut bahwa Pemilu 2024 adalah pemilu terburuk sepanjang perjalanan demokrasi Indonesia. Sebab ia menduga, terlalu banyak campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu kali ini.

"Akan menjadi catatan sejarah bahwa pemilu 2024 adalah pemilu yang sangat buruk dan brutal karena terlalu banyak campur tangan Presiden Joko Widodo," pungkasnya. (DI)