Disebut Sebagai Insipirasi Anak Muda, Forum Aktivis Nasional Gelar Acara Tribute To Akbar Tandjung

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 19 Mei 2024 16:15 WIB
Forum Aktivis Nasional (FAN) menggelar acara "Tribute to Akbar Tandjung" di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024). (Foto: Ist)
Forum Aktivis Nasional (FAN) menggelar acara "Tribute to Akbar Tandjung" di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024). (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Forum Aktivis Nasional (FAN) menggelar acara "Tribute to Akbar Tandjung" di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024).

Kegiatan yang digagas oleh sejumlah tokoh aktivis nasional seperti, Maruarar Sirait (Ara), Bursah Zarnubi, Angelius Wake Kako, dan para aktivis lainnya memberikan penghargaan kepada politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung, atas sepak terjangnya sebagai aktivis pergerakan dan sebagai inspirasi generasi muda. 

Menurut Ara, kiprah Akbar Tandjung sangat besar dalam mengkader kaum muda Indonesia. Ia adalah tokoh inspirasi anak muda dan para aktivis. Bahkan kata Ara, Akbar bukan hanya dikenal sebagai tokoh HMI, tapi tokoh semua aktivis lintas organisasi.

"Semua hormat kepada Bang Akbar sebagai tokoh aktivis lintas generasi dan menjadi insipirasi para aktivis. Acara ini merupakan wujud apresiasi terhadap peran Akbar Tandjung dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda di Indonesia," kata Ara dalam acara tersebut. 

Ara menilai, sebagai seorang senior aktivis Akbar Tandjung telah berhasil memberikan perhatian dan dukungan yang besar dalam kaderisasi para aktivis nasional.

Sementara itu, Ketua Panitia Angelius Wake Kako, mengatakan bahwa Akbar Tandjung sudah menjadi inspirasi semua anak muda khususnya mahasiswa pergerakan.

“Pak Akbar memberikan peneguhan bahwa sebagai pemimpin organisasi di daerah, kita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin nasional seperti rekan-rekan aktivis di Ibu Kota Jakarta,” ujarnya anggota DPD dari Dapil NTT itu 

Angelo juga menyampaikan bahwa perhatian dan dukungan dari Akbar Tandjung masih dirasakannya ketika menjabat sebagai Ketua PMKRI tingkat nasional pada periode 2016-2018.

"Akhirnya, saya sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjadi Ketua Panitia 'Tribute to Akbar Tandjung'. Ini merupakan kesempatan bagi saya secara pribadi untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada beliau," ungkap Angelo.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Forum Aktivis Nasional (FAN) Bursah Zarnubi, mengaku bangga bisa menjadi bagian dalam kegiatan tersebut. Dirinya mengenal dekat Akbar Tandjung saat sama-sama menjadi aktivis. Dia juga menjelaskan perihal kegiatan tersebut. 

"Saat itu kita berpikir mau dibawa kemana Forum Aktivis Nasional. Tiba-tiba Maruarar Sirait nyeletuk, eh, nanti program pertama kita menyematkan penghormatan (tribute to) Akbar Tandjung, Maestro Aktivis Indonesia. Dengan senang hati Qodari, Alumni HMI, menyambut program ini. Sebagai alumni HMI, saya juga bangga karena yang mengusulkan ini dari Ara sebagai aktivis GMKI," bebernya. 

Karena itu, para pendiri FAN lainnya sepakat dan antusias menyambut pencanangan program ini sebagai program pertama FAN. 

"Dan kami semua bangga Akbar Tandjung ditempatkan secara terhormat oleh Forum Aktivis Nasional. Dan secara kebetulan FAN ini didirikan oleh kumpulan para aktivis berlatar belakang Kelompok Cipayung Plus, "jelasnya. 

"Bang Akbar adalah salah satu tokoh di balik pendirian Kelompok Cipayung ini. Cipayung, menunjuk sebuah tempat ke arah Puncak, dimana Akbar Tandjung (Ketum PB HMI), Suryadi (Ketum GMNI), Binsar Sianipar (Ketum GMKI), dan Chris Siner Key Timu (Ketum PMKRI), sering berkumpul. Di Cipayung ini, mereka rutin diskusi membicarakan berbagai persoalan bangsa, masalah masalah kepemudaan dan mahasiswa," jelasnya. 

Kata Bursah, bahwa Akbar banyak mempengaruhi pandangan generasi muda dalam konteks memoderasi pemikiran anak-anak muda untuk memajukan demokrasi dan faham kebangsaan. Karena itu ia mendirikan Institute Akbar Tandjung. Pesertanya berasal dari anak-anak muda Kelompok Cipayung. Ini membuktikan bahwa Akbar aktor sekaligus maestro yang tak henti-hentinya membimbing dan mengkader adik-adiknya.

Melihat peran Akbar ini, kami pastikan, ia salah satu tokoh yang mempengaruhi jalannya sejarah mahasiswa dan kepemudaan, setidaknya 50 tahun terakhir, sejak deklarasi Kelompok Cipayung 1972, terutama pengembangan pemikiran kebangsaan dan demokrasi di kalangan generasi muda.

"Kami memilih Akbar sebagai Maestro bukan saja karena keterkenalannya, keramahannya dan kedermawannya saja," katanya singkat.

Adapun acara tersebut dihadiri oleh para Aktivis Cipayung Nasional dan mantan Ketua Umum, antara lain politisi Senior Theo Sambuaga, Muhammad Qodari, Ahmad Doli Kurnia, Willem Wandik, Anas Urbaningrum, Taufik Hidayat, Aminuddin Ma'ruf, Twedy Noviadi Ginting, Arief Rosyid, Kartika Nur Rakhman, Chrisman Damanik, Sahat MP Sinurat, Karman BM, Theo Cosner Tambunan, Aminullah Siagian, Munawar Khalil, dan lainnya.