Pengamat: Ketua Umum Golkar Mestinya Sosok yang Berpotensi Masuk Bursa Capres-Cawapres di 2029

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Agustus 2024 3 jam yang lalu
Airlangga HartartDirektur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)o (Foto: Istimewa)
Airlangga HartartDirektur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)o (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar merupakan kesempatan baik bagi Golkar untuk mencari sosok Ketua Umum yang berpotensi untuk dicalonkan pada Pemilu 2029.

Biran sapaannya mengatakan, pasca Pemilu 2009 lalu, Golkar sudah tak pernah lagi mencalonkan kadernya baik sebagai calon presiden (Capres) maupun calon wakil presiden (Cawapres). 

"(Pemilu) Tahun 2014, Golkar tidak bisa mencalonkan Capres bahkan Cawapres padahal partai papan atas, pun tahun 2019 dan 2024 juga bernasib sama," kata Biran kepada Monitorindonesia.com Senin (12/8/2024). 

Padahal kata Biran, sejak pemilu langsung di helat di Indonesia pada 2004 sampai 2024, Golkar tidak pernah keluar dari urutan 3 besar partai politik di Indonesia.

"Sayangnya sejak Pilpres 2004 sampai 2024, Golkar hanya pernah 2 kali mengusung Capres-Cawapres yakni tahun 2004 Wiranto-Solahudin Wahid, dan 2009 Jusuf Kalla-Wiranto. Keduanya berakhir dengan kekalahan," ujarnya. 

Artinya jika berkaca dari sejarah 3 Pilpres terakhir, kata Biram, jika Golkar ingin kembali masik ke dalam Bursa Capres-Cawapres pada 2029 maka semestinya Golkar memilih kader yang paling berpotensi untuk dicalonkan pada Pilpres 2029.

"Maka mau tidak mau, suka tidak suka, Munaslub 2024 harus memberi kesempatan kepada tokoh yang potensi bisa masuk bursa kandidat Capres-Cawapres di 2029," pungkasnya.