Puluhan Tahun Bersama Berakhir Tragis, Konflik Jokowi-Megawati Nyaris Tak Ada Obatnya!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 April 2025 13:37 WIB
Joko Widodo (Jokowi) (kiri) dan Megawati Soekarnoputri (kanan) (Foto: Dok MI)
Joko Widodo (Jokowi) (kiri) dan Megawati Soekarnoputri (kanan) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai hubungan antara mantan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri nyaris tak ada obat.

“Konflik keduanya sepertinya sangat dalam yang nyaris tak ada obatnya. Apalagi keduanya sempat bersama puluhan tahun dan kemudian berakhir tragis,” katanya, Selasa (1/4/2025).

Sehingga jika ada upaya menyatukan keduanya maka kemungkinan itu akan sulit diwujudkan. “Secara politik memang rumit mencari solusi bagaimana keduanya bisa rujuk politik kembali. Jadi, upaya-upaya mendamaikan Jokowi dan Mega terlihat membentur tembok,” katanya.

Namun demikian, Presiden RI Prabowo Subianto terlihat terus mengupayakan agar Jokowi dan Megawati kembali berhubungan baik. Itu setidaknya dapat dilihat dari sejumlah acara kenegaraan di mana Prabowo mencoba melibatkan Jokowi maupun Megawati. 

“Misalnya dalam acara-acara penting kenegaraan, misalnya seperti launching Danantara, Prabowo undang semua mantan presiden. Itu artinya, bagi Prabowo momen-momen kebangsaan menjadi ajang untuk menyatukan antar elite yang selama ini ada sumbatan politik,” pungkas pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Akan Berakhir seperti SBY?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengisyaratkan hubungan Jokowi dan Megawtai begitu rumit.

"Dengan sikap Jokowi dan Megawati selama ini, rasanya sulit melihat mereka bertemu, Jokowi terlalu terang melakukan perlawanan, bahkan mengkhianati Megawati dan PDIP," kata Dedi di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

Ia bahkan menyatakan hubungan Jokowi-Megawati tampaknya sudah berakhir, layaknya hubungan Megawati dengan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Sementara Megawati punya sejarah panjang soal menghadapi musuh politiknya, SBY misalnya sebagai rival politik yang hingga kini tidak bisa disebut rukun dengan Megawati, padahal SBY tidak secara langsung mengganggu Megawati," jelasnya.

Adi Prayitno juga menyebut Megawati sudah pecah kongsi sejak lama dengan Jokowi sehingga tak heran bila Presiden ke-7 tersebut, sempat bingung saat hendak menjawab apakah akan bertemu dengan Ketum PDIP usai obrolan hangat dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

"Ya tentu rumit bagi Jokowi kalau ditanya soal pertemuan dengan Mega. Karena publik taunya sejak lama Mega tak mau jumpa Jokowi, terutama setelah pecah kongsi," jelas Adi.

Sebelumnya, Jokowi menyebut hubungan dirinya dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani berlangsung hangat pada kegiatan buka bersama (bukber) di NasDem Tower.

"Hubungannya (saya dengan Mbak Puan) memang hangat, betul, dengan Mbak Puan hangat," kata Jokowi di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).

Meski keduanya sempat mengobrol hangat bersama dengan Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem, Surya Paloh, namun Jokowi sempat tampak berpikir sejenak saat ditanya oleh awak media, terkait hubungannya dengan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Ia bahkan sempat bingung akan menjawab apa, saat awak media menanyakan apakah dirinya akan menemui Megawati sebagai bentuk rekonsiliasi, pasca obrolan hangat dengan Puan malam ini. "Ya belum (ada rencana bertemu), tapi akan apa ya, ke depan saya kira akan baik baik saja," tandasnya. (an)

Topik:

Jokowi Megawati