Kepala BRIN Janji Bawa Hasil Riset Obat dan Vaksin Anak Bangsa ke Ranah Industri

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 September 2021 08:05 WIB
Monitorinsonesia.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan memfasilitasi peralihan dari hasil riset di peneliti atau laboratorium terkait vaksin dan obat masuk ke ranah industri. "Ketika masih di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), saya menyadari bahwa kita tidak mampu memfasilitasi antara ranah riset dan industri. Itu sebabnya belum pernah ada hasil riset terkait vaksin, obat, imunomodulator yang bisa sampai industri," ujar Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, di Jakarta, Senin (6/9/2021). Handoko menyadari masalah tersebut menyebabkan belum adanya hasil riset anak bangsa seperti vaksin, obat dan imunomodulator yang sampai ke industri untuk mempercepat hilirisasi dan komersialisasi produk riset. Mantan kepala LIPI itu menuturkan, hampir tidak ada riset obat dan sejenisnya yang masuk ke industri karena keterbatasan kompetensi periset dan infrastrukturnya. Sehingga kesulitan untuk sampai di tahap yang bisa membuktikan hasil riset tersebut secara ilmiah dan memenuhi standar regulasi. "Ini menjadi target saya untuk bisa menyediakan dan memfasilitasi mulai tahun depan," ujar Handoko. Dia yakin mampu menjembatani hasil riset dengan industri secara lebih baik ke depan setelah dilakukannya konsolidasi sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi baik manusia, anggaran maupun infrastruktur riset di BRIN. Indonesia terus berupaya mewujudkan kemandirian industri obat, vaksin dan alat-alat kesehatan. Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan. Masa pandemi covid telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin Merah Putih dan juga oksigen untuk kesehatan. Terkait vaksin Merah Putih, Handoko menuturkan dari evaluasi Juni 2021, ada masalah fundamental karen periset maupun farmasi belum berpengalaman. Selama ini belum ada yang berpengalaman mengembangkan vaksin mulai dari awal di Indonesia. Sekarang ada sejumlah platform pengembangan vaksin Merah Putih. Yang paling cepat progresnya adalah tim Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan PT Bio Farma, serta tim Universitas Airlangga dan PT Biotis.   Sumber: Antara

Topik:

Mulyanto Minta Presiden Tuntaskan Legalitas BRIN lipi Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN