Berkat Baksos PWI, Warga Baduy Sembuh dari Gigitan Ular Pakai Serum Anti Bisa Ular

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Februari 2024 07:05 WIB
Darma (38) warga Baduy di Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten (Foto: Dok MI)
Darma (38) warga Baduy di Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Darma (38) warga Baduy di Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, sembuh dari gigitan ular berbisa berkat serum anti bisa ular (Sabu/BioSave).

Sabu merupakan bantuan dari Siloam Hospital Group untuk bakti sosial (baksos) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) bagi warga Baduy.

Diketahui, Darma digigit ular saat sedang bekerja di ladang pada Jumat (16/2) lalu. Kemudian dibawa ke Pos Kesehatan Desa dan selanjutnya ke Puskesmas yang tersedia Sabu.

Kabar sembuhnya Darma itu pun diungkapkan oleh Muhammad Arif Kirdiat alias Kang Arif yang merupakan salah satu relawan menghibahkan diri untuk Baduy, Minggu (18/2) pagi kemarin. 

"Kemarin, satu pasien gigitan ular ditangani pakai serum anti bisa ular (sabu). Berkat serum, pasien sudah bisa pulang ke rumah tadi pagi. Selamat,” ungkap Arif.

Kang Arif pada Jum'at (16/2) siang diundang ke kantor PWI Pusat di lantai 4, Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bersama dua warga Baduy untuk menerima bantuan Sabu itu.

Bantuan Sabu itu diserahkan oleh Jimmy Rambing, Corporate Public Relation (PR) and Media Relations PT Siloam International Hospitals. 

Melalui Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun dan Sekjen Sayid Iskandarsyah pun menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut.

"PWI mengucapkan terima kasih untuk perhatian dari RS Siloam Hospitals Group yang memberikan serum anti bisa ular untuk warga Baduy," kata Hendry.

Tim Baksos PWI Pusat yang terdiri dari M Nasir, Karim Paputungan dan Elly Sri Pujianti akhir Desember 2023 lalu melakukan survei ke Baduy. 
Dalam kegiatan itu, mereka menemukan warga Baduy sangat membutuhkan Sabu. 

Bukan tanpa alasan Tim Baksos PWI Pusat melakukan survei itu, soalnya warga Baduy belakangan ini terancam ular tanah yang juga dikenal sebagai ranjau darat. Racunnya berbahaya dan mematikan. Empat jam saja racun mulai menyebar. 

Jika terlambat ditangani, maka bagian tubuh yang terkena gigitan, tangan atau kaki akan bengkak dan menghitam. Untuk menyelamatkannya, diamputasi atau tidak, jiwa tidak tertolong.

Serangan ular itu umumnya terjadi di ladang, ketika pembukaan lahan atau musim tanam. Tiga bulan pada penghujung tahun 2023 diketahui 21 warga Baduy terkena gigitan ular. Di antaranya seorang meninggal. Lalu ada satu orang lagi diamputasi kakinya. (wan)