Demi Tutup TPL, Rela Tempuh 1.800 KM

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 16 Juni 2021 18:53 WIB
Monitorindonesia.com -Togu Simorangkir (44), Anita Hutagalung (54), dan Irwandi Sirait (40) sudah tiga hari melakukan aksi 'gila', berjalan kaki dari Toba ke Jakarta. Dengan semboyan dang aci ceng (tidak boleh berhenti) ketiganya bertekad menemui Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Kepada Presiden, mereka membawa aspirasi segenap warga Tapanuli untuk menutup TPL yang sudah 30 tahun lebih beroperasi dan merusak kawasan Danau Toba. "Bertemu dengan Pak Presiden menyampaikan aspirasi semua masyarakat di kawasan Danau Toba," ujar Togu Simorangkir, Rabu (16/6/2021). Pernyataan Togu disampaikan kepada wartawan, saat rombongan istirahat di Desa Simangunban, Kecamatan Pahae, Kabupaten Tapanuli Utara. "Kita di Tano Batak, 98 persen suara kita untuk beliau pada Pilpres 2019. Jadi kita optimistis Presiden akan menerima kita, menyambut kita dengan tangan terbuka, dan semoga yang terbaik," sambungnya. Saat ini rombongan baru menempuh jarak sekitar 100 km. Diperkirakan mereka tiba di Jakarta dua bulan mendatang. "Saya selalu berharap TPL tutup. Dan teman-teman yang selama ini atau saat ini bekerja di sana, hidupnya bisa lebih baik setelah TPL tutup," ungkap Togu. Aksi jalan kaki Toba-Jakarta diputuskan pasca bentrok bentrok masyarakat adat dengan pihak TPL. Aktivis lingkungan dan literasi di Danau Toba, Togu Simorangkir yang geram melihat bentrokan, mangajak Irwandi Sirait yang adalah penyandang disabilitas, dan pegiat sosial Anita Hutagalung, memulai aksi yang sudah lama direncanakan. Dengan titik nol dari makam Raja Sisingamangaraja XII, Balige, Kabupaten Toba, perjalanan dimulai pada Senin pagi, 14 Juni 2021. tekad mereka hanya satu, bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk meminta TPL ditutup karena biang penyebab rusaknya lingkungan di Danau Toba. Perwakilan warga dan sejumlah aktivis yang tergabung dalam aliansi gerakan tutup TPL, membenarkan keinginan warga adat. Pasalnya, perusaan bubur kertas itu sudah melakukan banyak pelanggaran. Antara lain pelanggaran lingkungan, kekerasan, sosial dan bahkan adanya dugaan-dugaan penggelepan pajak. Bentrok dengan warga Sebelumnya, pada Selasa, 18 Mei 2021, masyarakat Desa Natumingka, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, bentrok dengan karyawan perusahaan TPL. Saat itu ratusan karyawan perusahaan hendak menanam bibit pohon di wilayah adat masyarakat Natumingka. Karena itu masyarakat melakukan penolakan. Sebaliknya pihak perusahaan mengklaim lahan tersebut adalah milik negara dan mengaku telah mendapat izin. Aksi saling klaim berujung bentrokan dan masyarakat yang tetap mempertahankan tanah adatnya mengalami luka-luka. Keprihatinan mendalam atas nasib warga dan fakta akan kerusakan lingkungan sekitar Danau Toba, itulah yang mendorong Togu, Irwandi, dan Anita untuk nekat berjalan kaki menempuh jarak 1.800 km asalkan TPL ditutup. (jay)

Topik:

Tutup TPL selamatkan danau toba