Hari Pahlawan, Ini Pesan Pendiri Mobil Esemka Pak Sukiyat kepada Anak Muda Indonesia

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 10 November 2021 22:24 WIB
Siapa yang tak kenal dengan pendiri mobil Esemka Haji Sukiyat. Namanya begitu terkenal menghiasi laman media-media nasional atas hasil karyanya. Esemka muncul saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat Walikota Solo. Sukiyat masih tampak begitu sehat dan bugar saat ditemui Monitorindonesia.com di rumahnya di Klaten Jawa Tengah pada Senin (9/11/2021) malam. Pak Kiat panggilan akrab Sukiyat terlihat begitu bersemangat menerima kehadiran Monitorindonesia.com dan sejumlah teman-teman dari DPP Jaringan Bela Negara (JBN) RI di bengkelnya di bilangan Klaten. Pendiri dan pemilik Bengkel Kiat Motor itu pun sangat antusias berbincang terkait inovasi demi kemajuan bangsa. Dia ingin bangsa Indonesia menjadi negara besar, maju dan sejahtera. Secara khusus pada peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini 10 November 2021, pak Kiat memberi dorongan kepada kaum milenial Indonesia untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara. Sekalipun pak Kiat merupakan penyandang disabilitas, cita-citanya untuk turut berperan membangun bangsa tak pernah surut. Pak Kiat pun berpesan kepada generasi muda untuk selalu mencintai negeri ini. “Saya selalu sampaikan jangan tanya apa yang kamu dapatkan, kita orang Indonesia hidup di Indonesia kita menghirup udara di Indonesia, minum air dari Indonesia. Apa yang bisa kamu perbuat sekarang untuk bangsamu,” pesan Pak Kiat. Pak Kiat mengatakan, Indonesia banyak memiliki Sukiyat-sukiyat baru hanya saja tidak begitu muncul. Menurutnya, banyak anak-anak Indonesia yang memiliki inovasi yang mumpuni. “Namun karena dia belum siap betul, harus perlu pembimbingan makanya tak muncul ke permukaan,” ujarnya. Menurutnya, menyalurkan ilmu itu harus nekat dan bahkan “gila”. “Harus berani gila, saya gak takut, karena saya cacat, mereka yang normal-normal saja takut yang pada akhirnya enggak berani,” katanya. Pak Kiat mengakui, banyak orang-orang Indonesia yang terampil dan pintar. Hanya saja karena kurang dukungan modal, biaya semuanya sehingga tak muncul. “Etos kerja anak-anak Indonesia itu luar biasa? Iya luar biasa cuma dukungan dari pemerintah itu tuh kurang peka. Maaf banyak yang peko, bukan peka, pura-pura enggak tahu. Jadi kalau peka itu seharusnya mendukung penuh karya anak bangsa,” katanya. Pak Kiat pun mengakui keterbatasan pemerintah dalam mendukung inovasi karya anak bangsa. Namun bukan berarti pemerintah tidak mendorong inovasi anak bangsa bisa bersaing dengan produk-produk negara lain. Sukiyat mengawali usaha bengkel motor pada 1978. Kini usahanya berkembang menjadi tempat pengecatan mobil dengan sistem oven dan perbaikan bodi mobil. Persinggungannya dengan siswa sekolah menengah kejuruan dimulai ketika pada 2007, ayah dua anak ini memodifikasi sebuah Toyota Crown menjadi mirip Toyota Land Cruiser. Tertarik Tertarik dengan kreativitas pak Kiat, Direktur Pendidikan Kejuruan Joko Sutrisno lantas menyambangi rumahnya di Jalan Yogya-Solo, Ngaran, Klaten.  Singkat cerita, sejak 2008 hingga kini bengkel seluas 6.500 meter persegi ini tidak sepi dari aktivitas perakitan mobil oleh siswa SMK. Setidaknya ada 20 SMK yang menitipkan siswanya untuk magang di tempatnya. Kemudian, dia turut andil tatkala mendampingi siswa SMK 2 dan SMK Warga Surakarta yang merakit mobil Kiat Esemka. Dua unit mobil hasil perakitan kini telah digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo. Menurutnya, dana dua unit mobil tersebut dari masing-masing sekolah, yang mendapat dana dari Kemendikbud. Satu unit biayanya sekitar Rp 350 juta. Komponen mesin didatangkan dari Jakarta, yang juga buatan siswa SMK 1 Jakarta. Kemudian blok mesin dibikin di Klaten, dan mesin dirakit di SMA Warga. Mesin tersebut berjenis TwinCam dengan merek Esemka dengan kapasitas 1.500 cc. “Sudah injeksi. Sehingga irit bahan bakar karena pembakarannya sempurna,” katanya. Dimulai pada September 2011, mobil Kiat Esemka yang berjenis Sport Utility Vehicle (SUV) selesai 2,5 bulan kemudian. Dia mengaku bangga dengan hasil karya siswa SMK. Hal itu membuktikan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Dengan meluncurkan Kiat Esemka, “Mimpi saya bisa menjadi seperti Henry Ford, yang bisa membuat mobil,” ujar Sukiyat. Nama Kiat Esemka dipilih karena dia turut andil dalam pembuatan bodi, yakni sekitar 80 persen dari total perakitan mobil. Hingga kini, bengkelnya tidak berhenti bekerja. Sukiyat ingin terus mendidik siswa SMK agar mahir merakit dan nantinya bisa mandiri. Dia berharap lulusan SMK yang dia didik bisa menjadi wirausaha yang berbasis pada industri otomotif.[Tim MI/go.oto]

Topik:

Pemerintah Esemka Sukiyat Mobil Nasional