PM Inggris Didesak Mundur Akibat Melanggar Aturan Penguncian Covid-19

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 13 Januari 2022 10:56 WIB
London, Monitorindonesia.com - Para petinggi Partai Konservatif meminta Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson untuk mengundurkan diri setelah dia mengaku menghadiri pesta minuman selama masa penguncian (lockdown) Covid-19 pada awal pandemi. Johnson meminta maaf atas cara dia menangani acara di taman Downing Street pada tahun 2020 dan mengatakan memahami "kemarahan" publik atas hal itu. Anggota kabinet termasuk wakil PM Dominic Raab berkumpul di sekitar Mr Johnson waktu itu. Pemimpin Partai Konservatif Skotlandia Douglas Ross dan anggota parlemen senior William Wragg serta Caroline Nokes memintanya untuk Mengundurkan diri. Ross, seorang anggota parlemen dan mengatakan dia memiliki "percakapan yang sulit" dengan Johnson setelah permintaan maaf PM kepada anggota parlemen sebelumnya kemarin. Dia mengatakan akan menulis surat kepada Komite 1922 sebagai majelis tinggi Partai Konsevatif untuk menyatakan ketidakpercayaannya kepada sang perdanna menteri. "Dia adalah perdana menteri, pemerintahnya yang memberlakukan aturan ini, dan dia harus bertanggung jawab atas tindakannya," katanya sepefti dikutip BBC.com, Kamis (12/1). Jika 54 anggota parlemen Konservatif yang tidak duduk di pemerintahan (backbencher) mengirim surat kepada Komite 1922 maka hal itu akan memicu tantangan kepemimpinan atas Johnson. Para menteri telah mendesak anggota parlemen untuk menunggu hasil penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan Covid di pesta-pesta Downing Street oleh pejabat senior Sue Gray, yang menurut mereka akan segera diterbitkan. Backbencher lainnya, William Wragg, yang memimpin komite terpilih yang berpengaruh, mengatakan posisi perdana menteri "tidak dapat dipertahankan". "Saya pikir kasus itu fidak harus diserahkan kepada temuan pegawai negeri untuk menentukan masa depan perdana menteri dan siapa yang memerintah negara ini," katanya kepada program PM BBC Radio 4. Sedangkan rekan sesama partainya, Caroline Nokes yang memimpin komite Majelis Rendah, mengatakan perdana menteri harus mengundurkan diri sekarang karena dia "merusak seluruh kebanggaan Partai Konservatif".[Yohana RJ] "Dan saya pikir dia harus keluar sekarang, atau dia pergi dalam waktu tiga tahun untuk ikut pemilihan umum," katanya. .