Banjir dan Tanah Longsor Landa Petropolis, Rio de Janeiro, Brasil

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 17 Februari 2022 13:30 WIB
Monitorindonesia.com - Hampir 100 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir bandang di kota Petropolis, Brasil. Kota yang terletak di pegunungan utara Rio de Janeiro itu diguyur hujan deras. Rumah-rumah di lingkungan lereng bukit hancur dan mobil-mobil hanyut saat air banjir menggenangi jalan-jalan kota. Sampai saat ini Tim SAR sedang menyisir lumpur untuk mencari korban selamat. Pertahanan Sipil Nasional Brasil mengatakan di Twitter 24 orang telah diselamatkan hidup-hidup sejauh ini, dengan 94 kematian dikonfirmasi. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan kerusakan parah dan kendaraan mengambang di jalanan. "Situasinya hampir seperti perang. Mobil tergantung di tiang, mobil terbalik, banyak lumpur dan air masih ada," kata Gubernur Rio de Janeiro Claudio Castro kepada wartawan seperti dikutip dari BBC pada Kamis (17/2). Dengan 35 orang dilaporkan hilang, dia mengatakan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan akan terus berlanjut tanpa henti. Petropolis adalah tujuan wisata populer di perbukitan di atas Rio de Janeiro yang dulunya merupakan tempat liburan musim panas bagi raja-raja Brasil di abad ke-19. Tetapi setelah hujan selama sebulan di kota itu hanya dalam waktu tiga jam, sebagian besar pesona agungnya hancur, dengan rumah-rumah dan toko-toko hancur karena banjir. Di salah satu lingkungan yang paling parah, hingga 80 rumah dilanda tanah longsor. Sekitar 300 orang ditampung di sekolah dan tempat penampungan, dan badan amal menyerukan sumbangan kasur, makanan, pakaian, dan masker wajah. Walikota kota telah menyatakan keadaan darurat dan Presiden Jair Bolsonaro, yang sedang dalam perjalanan resmi ke Rusia, mengatakan dia akan mengatur bantuan segera untuk para korban. Ini adalah yang terbaru dari serangkaian hujan lebat yang melanda Brasil dalam tiga bulan terakhir, yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim. Petropolis dan wilayah sekitarnya sebelumnya dilanda badai hebat pada Januari 2011, ketika lebih dari 900 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor.