IEA: Emisi CO2 Global Rekor Tertinggi pada Tahun 2021

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 9 Maret 2022 03:05 WIB
Monitorindonesia.com - Emisi karbon dioksida terkait energi global naik ke level tertinggi tahun lalu ketika ekonomi pulih dari pandemi virus corona dan penggunaan batu bara meningkat, International Energy Agency (IEA) mengatakan pada Selasa (8/3). Emisi global dari energi naik 6 persen pada tahun 2021 ke rekor 36,3 miliar ton, analisis IEA menunjukkan. "Dunia sekarang harus memastikan bahwa kenaikan emisi global pada tahun 2021 adalah satu kali dan bahwa transisi energi yang dipercepat berkontribusi pada keamanan energi global dan menurunkan harga energi bagi konsumen," kata IEA dalam sebuah pernyataan. Batubara menyumbang lebih dari 40 persen dari keseluruhan pertumbuhan emisi CO2 global pada tahun 2021, mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 15,3 miliar ton. Emisi CO2 dari gas alam meningkat jauh di atas level 2019 menjadi 7,5 miliar ton. China, yang menurut IEA adalah satu-satunya ekonomi utama yang mengalami pertumbuhan pada 2020 dan 2021, merupakan pendorong terbesar kenaikan emisi. "Pada tahun 2021 saja, emisi CO2 China naik di atas 11,9 miliar ton, menyumbang 33 persen dari total global," kata IEA seperti dikutip dari CNA pada Rabu (9/3). Emisi CO2 India naik di atas level 2019 tahun lalu, didorong oleh pertumbuhan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga batu bara di negara itu mencapai titik tertinggi sepanjang masa, melonjak 13 persen di atas level tahun 2020. Ini sebagian karena pertumbuhan energi terbarukan melambat menjadi sepertiga dari tingkat rata-rata yang terlihat selama lima tahun sebelumnya, kata IEA. Lonjakan harga gas di Eropa dan Amerika Serikat juga berkontribusi pada kenaikan emisi global, sehingga lebih menguntungkan bagi pembangkit listrik untuk membakar batu bara yang mengeluarkan dua kali lipat jumlah karbon dioksida sebagai pembangkit listrik bertenaga gas. "Peralihan gas ke batubara mendorong emisi CO2 global dari pembangkit listrik lebih dari 100 juta ton, terutama di Amerika Serikat dan Eropa di mana persaingan antara pembangkit listrik tenaga gas dan batubara paling ketat," kata IEA. Di Amerika Serikat, emisi CO2 adalah 4 persen di bawah tingkat 2019 tahun lalu, sementara di Uni Eropa mereka 2,4 persen lebih rendah.

Topik:

IEA Emisi