8 Makanan yang Harus Dihindari untuk Diberikan pada Balita

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 4 Mei 2022 22:45 WIB
Jakarta, MI - Jika balita kamu sekarang menjadi lebih aktif dan makan lebih banyak makanan padat, kamu harus memenuhi nutrisi yang baik yang dia butuhkan untuk perkembangan, kesehatan, dan energi untuk bermain, bergerak, dan belajar. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan sekarang adalah memberi balita berbagai makanan dari setiap kategori makanan yang memiliki rasa, tekstur, dan warna yang beragam. Dr. Kriti Israni, yang berspesialisasi dalam perkembangan anak, berbagi wawasannya tentang apa yang harus dihindari dimakan oleh balita. 1. Daging asap Daging asap atau daging yang diawetkan seperti sosis, bologna, dan smoke beef yang diolah dengan bahan kimia, mengandung nitrat, dan tinggi sodium dan lemak hewani. Jadi, ini tidak boleh diberikan kepada balita. 2. Jenis Ikan tertentu  Jenis ikan tertentu seperti udang, kerang, dan lobster menimbulkan ancaman tersedak dan alergi yang lebih tinggi. Itu harus dihindari. Juga, FDA merekomendasikan agar kamu menghindari memberi anak-anak ikan todak, king mackerel, dan tilefish karena kadar merkuri yang tinggi. Lebih baik pilih ikan yang rendah merkuri dan tinggi DHA yang meningkatkan otak seperti salmon, trout, ikan tunggal, ikan putih, dan lele. 3. Selai kacang  Meskipun selai kacang kaya dengan asam oleat yang membantu menjaga kolesterol baik, gula darah, dan tekanan darah, potongan besar kacang yang ada di dalamnya dapat menimbulkan risiko alergi dan tersedak di antara balita. Itu sebabnya selai kacang tidak boleh dikonsumsi oleh balita. 4. Makanan Manis Permen dan marshmallow sebagian besar kenyal dan lengket, mereka menimbulkan bahaya tersedak jika dikonsumsi oleh anak-anak. Selain itu, kandungan gula yang tinggi dan bahan kimia makanan dalam produk ini menimbulkan risiko kesehatan yang besar. Selain risiko kadar gula yang tinggi, cokelat juga mengandung kafein yang dapat menyesatkan otak anak. Gula memiliki efek buruk pada perkembangan otak dan kesehatan usus. Ini berisiko membuat anak menjadi murung, hiperaktif, dan rentan terhadap resistensi insulin, pradiabetes, dan diabetes pada tahap kehidupan selanjutnya. Gula melepaskan adrenalin, hormon stres, yang menyebabkan kegelisahan pada balita dan mengganggu siklus tidur mereka. Ini juga mengganggu perkembangan rasa pada anak dan menciptakan kecanduan gula tambahan. Efek umum gula lainnya adalah gejala seperti flu pada anak-anak. Cobalah mengganti keinginan mengidam gula dengan makanan manis alami karena tambahan gula dalam makanan dapat membuat malapetaka pada tubuh anak-anak. 5. Olahan Jus & Minuman Bersoda  Minuman ini sama sekali tidak memiliki nilai gizi tetapi menambah kalori kosong pada tubuh anak. Mereka mungkin juga tinggi kafein yang dapat mempengaruhi perkembangan otak. Kandungan gula dalam minuman dapat menyebabkan perubahan selera dan mengurangi kemiripan dengan makanan & sayuran alami. Selain itu, jika mengkonsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan gigi, diare, dan masalah perut kronis lainnya. 6. Telur setengah matang Telur setengah matang dapat mengandung salmonella dan menyebabkan keracunan makanan, kram perut, sakit kepala, diare, mual, dan muntah. 7. Potongan daging yang besar Potongan daging yang besar, mengandung lemak jenuh yang tinggi dan menimbulkan bahaya tersedak yang lebih tinggi. Daging setengah matang menimbulkan risiko keracunan makanan yang lebih besar dan gejala seperti sakit perut, diare, dan demam. 8. Biji-bijian olahan Biji-bijian olahan dihilangkan nutrisinya selama proses pemurnian. Pilih biji-bijian utuh daripada biji-bijian olahan dalam tepung putih. Biji-bijian utuh kaya akan nutrisi dan serat yang mendukung pencernaan yang sehat. Mereka juga menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, peradangan kronis, dan obesitas di masa depan. Memulai lebih awal dapat membantu si kecil membuat pilihan makanan yang lebih cerdas dalam hidup.