Minyak Tumpah ke Laut Cilacap, Pertamina Selidiki Penyebabnya

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 28 Juni 2022 20:15 WIB
Cilacap, MI - Air laut di perairan Cilacap, Jawa Tengah, tiba-tiba menghitam, Selasa (28/6/2022). Hal itu diduga karena tercemar minyak yang tumpah ke laut sejak Senin (27/6/2022) malam. Para nelayan juga mengambil cairan minyak berwarna hitam tersebut di sepanjang pantai. Kemudian menampung minyak yang bercampur air laut pada ratusan ember selanjutnya dikumpulkan ke dalam truk tangki. "Tumpahan minyak diduga berasal dari kapal tanker yang mengalami kebocoran di tengah laut," kata salah satu nelayan, Sukarman, Selasa (28/6/2022). Belum diketahui asal-usul minyak yang mencemari perairan tersebut. Menyusul terjadinya tumpahan minyak, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap menyelidiki sumber tumpahan minyak yang mengotori perairan Cilacap, khususnya Sungai Donan di Cilacap Tengah. Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan, jika dilihat dari fisiknya, tumpahan tersebut merupakan minyak mentah (crude oil). "Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan kami," katanya. Sebelum terjadi tumpahan minyak, kata dia, di Area 70 Pertamina Cilacap sedang ada aktivitas muat (loading) minyak dari pipa penyalur ke kapal tanker. Namun pihaknya belum mengetahui secara pasti sumber tumpahan minyak tersebut berasal dari kapal tanker atau dari pipa penyalur. Cecep menegaskan, kawan-kawan di Area 70 sedang mencari sumber tumpahan minyak tersebut. Selanjutnya dikatakan, PT KPI RU IV Cilacap langsung mengerahkan tim untuk melakukan penanggulangan dan pembersihan setelah menerima informasi tentang kejadian tumpahan minyak tersebut. Tim berupaya melokalisasi tumpahan minyak tersebut dengan menggunakan oil boom jika kondisi cuaca mendukung. [caption id="attachment_450579" align="alignnone" width="730"] Nelayan Cilacap mengumpulkan tumpahan minyak di sepanjang pantai. (MI/Heri Susanto dan Sumarwoto)[/caption] Setelah dilokalisasi, tumpahan minyak itu disedot dan dipisahkan dari air dengan menggunakan oil skimmer sebelum dimasukkan kembali ke slot tangki. "Kami dari semalam melakukan pembersihan sebisa mungkin karena memang kondisi angin dan ombaknya, sehingga tidak maksimal. Kondisi cuaca semalam memang luar biasa sekali," kata Cecep. Berdasarkan pantauan dengan menggunakan drone, kata dia, area yang terdampak tumpahan minyak tidak terlalu luas. "Hanya sekitaran Dermaga Batre atau Wijayapura," jelasnya. Sedangkan volume minyak yang tumpah menurutnya sekitar 1.900 liter. Terkait dengan minyak yang berhasil dikumpulkan warga dan nelayan, dia mengatakan nantinya akan disaring atau dipisahkan dari air dan selanjutnya dimasukkan kembali ke tangki. Dan pihaknya hingga saat ini masih mendata jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan pembersihan tersebut. Untuk itu, pihaknya akan memberikan kompensasi kepada warga yang ikut mengumpulkan tumpahan minyak dan membersihkan wilayah perairan tersebut. "Saat ini kami masih fokus pada upaya penanggulangan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait langkah selanjutnya," kata Cecep. Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan, tumpahan minyak tersebut pertama kali diketahui nelayan pada hari Senin (27/6), pukul 17.30 WIB, hingga akhirnya pada pukul 19.00 WIB mulai tercium bau menyengat. "Tadi pagi ada angin dari timur ke barat, sehingga banyak tumpahan minyak yang mengumpul di Sungai Donan, sekitar Dermaga Wijayapura atau Dermaga Batre," katanya. Dia mengharapkan ada respons dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak tersebut. "Mungkin dari Pertamina. Tapi kalau saya lihat dari tadi pagi (Pertamina) mengadakan rapat dan kami berharap setelah selesai dapat segera menyelesaikan permasalahan ini terutama untuk nelayan yang ikut membantu membersihkan perairan dari tumpahan minyak," katanya. [Estanto]

Topik:

Pertamina Cilacap