Ade Armando: Gegara Aremania, Tragedi Kanjuruhan Terjadi!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 4 Oktober 2022 13:16 WIB
Jakarta, MI - Pegiat Media Sosial, Ade Armando turut mengomentari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang memakan ratusan korban jiwa, diantaranya 125 meninggal dunia. Melalui video yang diunggah Cokro TV, Dosen Universitas Indonesia itu, justru menyalahkan pendukung suporter Arema (Aremania) dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam WIB. Ia lantas, menuding jika ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk kepada kepolisian. Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersikap objektif dalam menyikapi tragedi di Stadion Kanjuruhan. "Apa yang sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian. Apakah polisi memukuli suporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada," kata Ade dikutip Monitor Indonesia, Selasa (4/10). Aremania, kata Ade, telah melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan itu. "Gara-gara mereka, tragedi itu terjadi," tegasnya. Selain itu juga, Ade Armando mengungkapkan dirinya tidak bersependapat bahwa tragedi tersebut harus menyalahkan aparat keamanan sepenuhnya dengan penggunaan gas air mata. Justru Ade bertanya, apakah kepolisian Indonesia di bawah FIFA.? "Ketika Polisi menggunakan gas air mata, itu adalah tindakan sesuai protap ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa," pungkas Ade. Diketahui, kericuhan yang terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, berubah menjadi tragedi yang menewaskan 125 orang. Tragedi Kanjuruhan pecah seusai laga Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10). Kerusuhan berawal saat ada sebagian penonton yang masuk ke lapangan. Polisi dan anggota TNI kemudian membubarkan massa. Gas air mata pun digunakan di dalam stadion. [Amin]
Berita Terkait