Ancam Korut, AS dan Korea Selatan Luncurkan Rudal Balistik

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 5 Oktober 2022 13:12 WIB
Jakarta, MI - Amerika Serikat dan Korea Selatan meluncurkan rudal balistik di lepas pantai timur Semenanjung Korea pada Rabu pagi ini waktu setempat, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan. Peluncuran tersebut termasuk empat rudal ATACMS, menurut pernyataan dari Kepala Gabungan Angkatan Bersenjata Korea Selatan seperti dikutip CNN.com, Rabu (5/10). ATACMS juga dikenal sebagai Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, semacam rudal permukaan-ke-permukaan yang dapat terbang sekitar 200 mil (320 kilometer). Uji coba tersebut tersebut mengikuti peluncuran uji provokatif pada hari Selasa oleh negara tetangga Korea Utara (Korut). Korut kemarin menembakkan rudal balistik tanpa peringatan ke wilayah udara Jepang dalam eskalasi yang signifikan dari program pengujian senjatanya. Peluncuran rudal Korea Utara melintasi Jepang utara pada pagi hari dan diyakini telah mendarat di Samudra Pasifik. Uji coba itu merupakan peluncuran rudal ke-23 negara yang terisolasi itu tahun ini. Peluncuran rudal balistik ke Jepang oleh Korut itu merupakan yang pertama kalinya dalam lima tahun sehingga memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung, sementara operasi kereta api di Jepang bagian utara terpaksa ditangguhkan untuk sementara waktu. Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung karena rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke Samudra Pasifik. Jepang dilaporkan tidak menggunakan tindakan pertahanan apa pun untuk menghancurkan rudal itu yang merupakan yang pertama terbang melewati Jepang dari Korea Utara sejak 2017. "Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistiknya yang berulang, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional. Peluncuran itu juga menimbulkan tantangan serius bagi seluruh komunitas internasional, termasuk Jepang," kata juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno. Dia mengatakan rudal itu terbang 4.600 km dan naik ke ketinggian maksimum 1.000 km. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan rudal itu tampaknya merupakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang diluncurkan dari Provinsi Jagang Korea Utara. Korea utara telah menggunakan provinsi itu untuk meluncurkan beberapa tes baru-baru ini, termasuk beberapa rudal yang diklaim "hipersonik". Tes tersebut mendorong East Japan Railway Co untuk menangguhkan operasi kereta api di wilayah utara, menurut penyiar Jepang NHK. Akan tetapi Matsuno mengatakan tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal dari rudal tersebut. Rincian penerbangan awal yang diumumkan oleh Korea Selatan dan Jepang menunjukkan bahwa rudal itu mungkin adalah IRBM Hwasong-12, yang diluncurkan Korea Utara pada tahun 2017 sebagai bagian dari rencana ancamannya untuk menyerang Guam, kata Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang sekarang mengajar di Universitas Kyungnam.